Kinetika detoksifikasi umbi gadung (dioscorea hispida dennst.) secara fermentasi dengan kapang mucor racemosus

Widiyanti, Marissa; Kumoro, Andri Cahyo

doi:10.14710/reaktor.17.2.81-88

Cited by 9 publications

(6 citation statements)

References 1 publication

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Kadar sianida pada umbi gadung ternyata ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan rebung. Senyawa sianida yang terdapat pada kedua sampel dapat diturunkan bahkan dihilangkan dengan cara pengolahan salah satunya melalui perendaman (Widiyanti et al, 2017;Triana & Kamila, 2018;Kurniawan et al, 2012;Karima, 2015;Suciati, 2012).…”

Section: Penentuan Kadar Sianida Awalunclassified

Detoksifikasi Sianida pada Rebung dan Umbi Gadung Menggunakan Empat Media Perendaman

Haris,

Misfadhila,

Vitri

et al. 2023

Higea

View full text Add to dashboard Cite

Rebung (Gingantochloa kuring Widjaja) memiliki nilai gizi yang cukup baik akan tetapi rebung mengandung HCN yang merupakan senyawa beracun dalam bentuk glikosida sianogenik. Senyawa yang sama juga dapat ditemukan pada umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst). Sianida merupakan senyawa berbahaya yang apabila dikonsumsi secara berlebihan yang akan menyebabkan efek samping seperti sesak nafas, pusing, lemas, pingsan hingga kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi empat media yaitu Ca(OH)2, NaCl, CaCO3 dan NaHCO3 serta lama perendaman terhadap kemampuannya dalam detoksifikasi sianida pada kedua sampel. Analisis dilakukan dengan metode spektrofotometri sinar tampak pada lmaks 526,5 nm. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata kadar sianida awal (tanpa perlakuan) pada rebung dan umbi gadung berturut-turut adalah 0,477 ± 0,003 % dan 0,520 ± 0,001 %. Asam sianida pada ampas rebung tidak terdeteksi mulai dari konsentrasi 0,9 M untuk semua media yang direndam selama 30 menit. Media Ca(OH)2 0,6 M mampu mendetoksifikasi sianida secara maksimal pada waktu perendaman 150 menit, sementara ketiga media lainnya (dengan konsentrasi yang sama) pada waktu 120 menit. Berdasarkan uji statistik menunjukkan nilai signifikasi p = 0,000 dengan nilai (p<0,05) menandakan bahwa konsentrasi media dan waktu perendaman berpengaruh terhadap kemampuannya dalam detoksifikasi sianida.

show abstract

Section: Penentuan Kadar Sianida Awalunclassified

Detoksifikasi Sianida pada Rebung dan Umbi Gadung Menggunakan Empat Media Perendaman

Haris,

Misfadhila,

Vitri

et al. 2023

Higea

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Sianida akan keluar jika bahan makanan dihancurkan, dikunyah dan mengalami pengirisan atau rusak (Hardjo, 2005). Selain itu, didalam umbi gadung juga terdapat banyak senyawa antinutrisi seperti histamin, saponin, dan glukosida sianogenik (Widiyanti & Cahyo Kumoro, 2017). Pada penelitian yang dilakukan oleh Apriansyah et al, (2014) menunjukkan bahwa perlakuan perendaman dengan air kapur secara berulang-ulang selama 6 hari dapat menurunkan kadar sianida dari 22,50 mg/kg menjadi 3,13 mg/kg.…”

Section: Pendahuluanunclassified

“…Penelitian ini juga dapat menunjukkan penurunan HCN yang berimbang dengan penelitian penurunan umbi gadung dengan metode feremntasi yang dilakukan oleh Widiyanti & Kumoro (2017). Setelah proses fermentasi selama 120 jam, terjadi penurunan kadar HCN sebesar 87.84%.…”

Section: Pengaruh Jenis Larutan Perendam Terhadap Konsentrasi Hcnunclassified

Pengurangan Kadar HCN pada Umbi Gadung Menggunakan Variasi Abu Gosok dan Air Kapur

Siqhny

Sani

Fitriana

2020

jtphp

View full text Add to dashboard Cite

<p class="BasicParagraph">Salah Satu sumber pangan lokal yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah Umbi gadung <em>(Discorea hispida dennst.)</em>. Komposisi kimia dalam gadung tersusun dari protein 2,1%, lemak 0,2 %, karbohidrat 23,2 % dan air 73,5 % serta kalsium besi 0,6 mg/100g, 20,0 mg/100g dan fosfor 69,0 mg/100g. Masih tingginya kandungan nutrisi umbi gadung berpotensi menjadi sumber karbohidrat. Saat ini, pemanfaatan umbi gadung tekendala dalam hal kandungan asam sianida (HCN) yang dapat mengakibatkan keracunan pada manusia maupun binatang. Sianida akan keluar jika bahan makanan dihancurkan, dikunyah dan mengalami pengirisan atau rusak. Kadar sianida dalam makanan jika melebihi dari (<100 mg/kg) dapat dikategorikan sangat beracun. Sedangkan kandungan sianida alami yang terdapat dalam umbi gadung secara teori berkisar antara 50 - 400 mg/kg. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses tertentu dan penelitian lebih lanjut agar nantinya umbi gadung dapat dimakan dengan aman. Salah satunya dengan penyerapan racun HCN menggunakan abu gosok dan air kapur. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil terbaik perlakuan penyerapan kadar HCN pada variable kapur 15 % dengan waktu perendaman selama 24 jam dapat diturunkan sebesar 84.15 %. Hal ini disebabkan karena larutan kapur dapat menurunkan pH (basa kuat) hingga menetralkan kandungan asam pada HCN dan merusak dinding sel sehingga mengalami irisan umbi gadung mengalami plasmolisis (pecahnya membran sel karena kekurangan air). Pada penelitian ini penggunaan bahan penyerap kapur lebih baik daripada bahan penyerap abu gosok, sehingga penggunaan kapur dalam penurunan kadar HCN paling baik. Selain itu, alternatif lain dalam pengolahan umbi gadung adalah dengan menjadikan tepung. Karena secara tidak langsung dapat memperpanjang umur simpan dikarenakan rendahnya kadar air yang terkandung. Manfaat lain penepungan adalah untuk mendiversifikasikan dan meningkatkan daya fleksibilitas tepung umbi gadung sebagai bahan baku olahan, keuntungan lainya jika dilakukan penepungan adalah mudahnya dalam pengemasan, dapat memperluas area pemasaran dan dapat meningkatkan harga dasar umbi gadung menjadi lebih bagus sehingga dapat berdampak positif kepada petani umbi gadung. Selain itu, kelebihan lainya adalah tepung umbi gadung nantinya juga dapat digunakan sebagai subtitusi tepung terigu dan dapat digunakan dalam berbagai bahan baku industri</p>

show abstract

“…In addition, gadung tubers contain anti-nutritional compounds (dioscorine, histamine, saponins, and cyanogenic glycosides). These compounds make gadung tubers a less attractive food source to the community (Widiyanti & Kumoro, 2017). Anti-nutritional compounds are defined as secondary metabolites produced by plants through secondary metabolic reaction pathways.…”

Section: Ismawati Introductionmentioning

confidence: 99%

The Potential Use of Anti-Nutritional Compounds of Gadung Tubers as Biopesticides

et al. 2021

View full text Add to dashboard Cite

The use of gadung (Discorea hispida dennst.) tubers as food source is not seen as an attractive option due to dioscorine and cyanide anti-nutritional compounds contained therein. The presence of dioscorine and cyanide compounds makes gadung tubers known as poisonous food. Although the community has known its poisonous nature, the use of gadung tubers as natural pesticides (biopesticides) is not commonly known by the community. Using gadung tubers as biopesticides provides solution to unanswered problems caused by chemical pesticides. This article seeks to describe the potential use of anti-nutritional compounds of gadung tubers as biopesticides based on literature reviews. Various literature related to anti-nutritional compounds contained in gadung tubers and their use as biopesticides have been analyzed in depth. The literature review results show that dioscorine and cyanide anti-nutritional compounds are toxic and can be used as biopesticides. The effectiveness of gadung tubers on various agricultural pests depends entirely on the concentration of gadung tubers used. The use of gadung tubers as biopesticides is needed to increase and maintain the productivity of agricultural land in addition to preserving natural resources.

show abstract

Kinetika detoksifikasi umbi gadung (dioscorea hispida dennst.) secara fermentasi dengan kapang mucor racemosus

Abstract: THE KINETICS OF GADUNG (Dioscorea hispida dennst.) TUBER DETOXIFICATION

Cited by 9 publications

References 1 publication

Detoksifikasi Sianida pada Rebung dan Umbi Gadung Menggunakan Empat Media Perendaman

Detoksifikasi Sianida pada Rebung dan Umbi Gadung Menggunakan Empat Media Perendaman

Pengurangan Kadar HCN pada Umbi Gadung Menggunakan Variasi Abu Gosok dan Air Kapur

The Potential Use of Anti-Nutritional Compounds of Gadung Tubers as Biopesticides

Contact Info

Product

Resources

About