2016
DOI: 10.22146/kawistara.15486
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Komodifikasi Barongsai Menjaga Tradisi Menegosiasi Pasar

Abstract: After the fall of the Soeharto regime was like the fresh air for the ethnic Chinese in Indonesia in articulating cultural identities, especially after the issuance of Presidential decree Number 6 of 2000 which revoked Presidential Instruction Number 14 of 1967 on religion, beliefs, and customs of China. With that Presidential decree, Chinese people were free to celebrate the religious ceremony and customs, as well as featuring Barongsai (Lion Dance) in front of public. Consequently, Barongsai became popular an… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Apabila dianalisis dari penjelasan Moch. Choirul Arif dkk dalam (Arif, Simatupang, & Budiawan, 2015) bahwa terdapat negosiasi kultural terhadap tradisi barongsai untuk umat muslim, sekalipun mereka beretnis Tionghoa yang sebagai berikut: a) Sebagai tradisi yang menghibur, seperti yang sudah diketahui bersama bahwasannya barongsai adalah suatu hiburan yang sangat dinanti-nantikan oleh orang-orang baik dalam acara tahun baru imlek maupun acara lainnya, seperti khitanan massal yang diadakan oleh Pondok Buntet Pesantren. Karena hal tersebutlah, dilakukan pemaknaan ulang terkait barongsai yang ada pada acara selain acara agama Kong Hu Cu, dengan menegaskan bahwasannya tradisi tersebut hanyalah sebagai hiburan semata, bukan lagi sebagai ritual pengusiran roh jahat seperti dalam sejarahnya.…”
Section: B Silaturahmi Umat Kong Hu Cu Ke Pondok Buntet Pesantren Mel...unclassified
“…Apabila dianalisis dari penjelasan Moch. Choirul Arif dkk dalam (Arif, Simatupang, & Budiawan, 2015) bahwa terdapat negosiasi kultural terhadap tradisi barongsai untuk umat muslim, sekalipun mereka beretnis Tionghoa yang sebagai berikut: a) Sebagai tradisi yang menghibur, seperti yang sudah diketahui bersama bahwasannya barongsai adalah suatu hiburan yang sangat dinanti-nantikan oleh orang-orang baik dalam acara tahun baru imlek maupun acara lainnya, seperti khitanan massal yang diadakan oleh Pondok Buntet Pesantren. Karena hal tersebutlah, dilakukan pemaknaan ulang terkait barongsai yang ada pada acara selain acara agama Kong Hu Cu, dengan menegaskan bahwasannya tradisi tersebut hanyalah sebagai hiburan semata, bukan lagi sebagai ritual pengusiran roh jahat seperti dalam sejarahnya.…”
Section: B Silaturahmi Umat Kong Hu Cu Ke Pondok Buntet Pesantren Mel...unclassified
“…To understand the Commodification Culture of Ondel-ondel, the author provides the example of Barongsai. Arif and Simatupang (2016) uses one of the cultural prides of the Chinese race, the Barongsai, as their research object. The result is, to fulfill the market's logic, players of the Barongsai culture must make some adjustments and modifications.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%