Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang dalam merukunkan penganut Sunni-Syi'ah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi berusaha memahami orang-orang dalam situasi tertentu yang ada kaitannya dengan suatu fenomena/peristiwa. Hasil penelitian menunjukkan Pemerintah Kabupaten Sampang menggunakan strategi persuasive dengan melibatkan berbagai pihak. Pihak-pihak yang dianggap memiliki kemampuan, pengaruh serta kredibilitas dalam menyelesaikan konflik ditunjuk sebagai mediator untuk merukunkan penganut Sunni-Syi'ah. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan strategi komunikasi yakni mulai dari unsur komunikator, analisis kebutuhan khalayak, pesan, uji awal materi, efek sampai pada evaluasi yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. Hendaknya strategi memiliki tujuan agar dapat memberikan informasi kepada pembacanya yang sekaligus mudah diperbarui oleh setiap manajemen puncak dan setiap anggota organisasi. Dalam melakukan strategi komunikasi tidak menutup kemungkinan adanya faktor pendukung dan penghambat. Beberapa faktor pendukung yakni, kredibilitas komunikator dalam menyelesaikan konflik, penerapan informasi, umpan balik langsung serta evaluasi pesan. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi perbedaan latar belakang komunikan dan tingkat pendidikan komunikan yang rendah. Hal ini menyebabkan susahnya pesan yang akan disampaikan meskipun didukung oleh bukti dan alasan yang kuat dan benar.
After the fall of the Soeharto regime was like the fresh air for the ethnic Chinese in Indonesia in articulating cultural identities, especially after the issuance of Presidential decree Number 6 of 2000 which revoked Presidential Instruction Number 14 of 1967 on religion, beliefs, and customs of China. With that Presidential decree, Chinese people were free to celebrate the religious ceremony and customs, as well as featuring Barongsai (Lion Dance) in front of public. Consequently, Barongsai became popular and transformed into a cultural icon as well as "obligatory menu" for city event. Barongsai allegedly underwent commodification along with its popularity. However, that signal was responded by Barongsai activists as the consequence of efforts to survive and conquer the market. Through the mindset of yin and yang, commodification discourse is abrogated and appropriated by Barongsai activists, so commodification is not just an effort to maintain and preserve the ancestral cultural heritage, identity, and cultural pride due to the accomplishments achieved. ABSTRAKPasca lengsernya rezim Soeharto merupakan angin segar bagi etnis Cina di Indonesia dalam mengartikulasikan identitas kulturalnya. Apalagi setelah keluarnya Keputusan Presiden nomor 6 Tahun 2000 yang mencabut Inpres nomor 14 tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina. Dengan Kepres tersebut masyarakat Cina bebas merayakan upacara agama dan adat istiadatnya, serta menampilkan Barongsai di hadapan publik. Konsekuensinya Barongsai populer dan menjelma menjadi ikon kultural sekaligus "menu wajib" event kota. Barongsai disinyalir mengalami komodifikasi seiring dengan popularitasnya. Namun demikian, sinyal itu disikapi pegiat Barongsai sebagai konsekuensi dari upaya bertahan dan menaklukkan pasar. Melalui pola pikir yin dan yang, wacana komodifikasi diabrogasi dan diapropriasi oleh pegiat barongsai, sehingga komodifikasi tak lebih sekedar sebagai upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur, identitas dan kebanggaan kultural karena prestasi yang ditorehkan.
The aim of the research is to explain ; first, the basic argument for household muslims to domesticate information and communication technology. Second, the process of domestication of information technology. The third implication of the domestication of technology and information. This study used descriptive qualitative method with phenomenological approach. The goal is to understand the meaning behind the action naturally. The results of this study are: First, Domestication of the information and communication technology rests on reasoning awareness, that leads to understanding the meaning and function of information and communication technology for them (Purposeful actions). Second.The existence of kampoeng cyber as instrument of the process of domestication of information and communication technology. Was apparently able to bring parents and children together in cultural negotiation space. The result is a process of aproriation, objectification, incorporation and conversion which accelerate the domestication of information and communication technology. Third, Moslem family awareness of the positive and negative impact that the process of domestication of information and communication technology influences their religious and social interactions. Therefore, the Cyber Kampoeng developed is used a medium of the construction awareness and values inheritance in the next generation.
Tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah mendeskripsikan pemaknaan dan proses konstruksi yang dilakukan wartawan Surabaya terhadap kasus toleransi umat beragama. Melalui kerja penelitian yang menggunakan pola pikir teori konstruksi sosial dan “kacamata” kualitatif diperoleh hasil sebagai berikut : pertama, toleransi umat beragama oleh wartawan Surabaya dimaknai sebagai (a) sikap menerima perbedaan liyan dalam berkeyakinan dan beragama,(b) keunikan umat beragama (c) religious engineering (d) blow up for religious peace. Kedua, ada dua realitas konstruksi pemberitaan toleransi umat beragama yang dilakukan oleh wartawan Surabaya yaitu; (a) realitas existing, yang mengurai ketertarikan penyampaian berita-berita intoleransi karena berdampak ekonomis. (b) realitas evaluatif, merupakan kesadaran wartawan untuk mengurangi sisi konfliksitas berita tanpa meninggalkan kreasi kemasan untuk kemenarikan berita. Ketiga, bingkai jurnalisme damai dalam berita toleransi umat beragama dikonstruk melalui pilihan terhadap narasumber, penggunaan kata, kalimat dan gambar dengan menumbuhkkan dampak positifnya, yaitu menyebarkan dan menginsipirasi khalayak dalam bingkai persapaan dan perdamaian agama-agama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.