2022
DOI: 10.20961/jas.v11i1.56920
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konstruksi Masyarakat Tentang Hidup Tanpa Anak Setelah Menikah

Abstract: <p><em>The main problem discussed in this article is to examine people's opinions about living without children after marriage through the construction that is formed in the community. This research was conducted because Indonesia is a pronatalist country, while the decision not to have children is a contradiction or something that is considered deviant. This study uses a qualitative method with data collection techniques through interviews. In the field, data is obtained that the decision not to h… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
3
0
11

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 12 publications
(14 citation statements)
references
References 6 publications
0
3
0
11
Order By: Relevance
“…Menurut studi Hanandita pasangan usia subur yang setelah menikah tidak langsung memiliki anak dianggap kurang sempurna dan rentan terhadap perceraian. Konstruksi keberadaan anak mampu meningkatkan kebahagiaan dan kepuasaan hidup pada pasangan usia subur karena pada dasarnya tujuan mereka menikah adalah memiliki anak (Hanandita, 2022). Kehadiran anak dalam sebuah keluarga sejatinya memiliki banyak fungsi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Menurut studi Hanandita pasangan usia subur yang setelah menikah tidak langsung memiliki anak dianggap kurang sempurna dan rentan terhadap perceraian. Konstruksi keberadaan anak mampu meningkatkan kebahagiaan dan kepuasaan hidup pada pasangan usia subur karena pada dasarnya tujuan mereka menikah adalah memiliki anak (Hanandita, 2022). Kehadiran anak dalam sebuah keluarga sejatinya memiliki banyak fungsi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Fakta tersebut sangatlah berbeda dengan konsep keluarga ideal yang telah menjadi suatu sub budaya yang ada di Indonesia. Pasangan yang tidak memiliki anak akan menjadikan hubungan di keluarganya menjadi renggang (Hanandita, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Indonesia is considered to be one of the pro-natalist nations, which means that it still views the presence of children in the marriage process as a method of preserving the family lineage. In addition, Indonesia still harbors the misconception that many youngsters are wellnourished (Hanandita, 2022). The local community often exerts pressure on newlyweds to have children as soon as possible; if the couple does not have children, their marriage is seen as flawed.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Pasangan yang memutuskan childfree biasanya mengasumsikan bahwa memiliki anak atau tidak merupakan hak pribadi serta hak asasi manusia yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun. Alasan yang paling sering dikutip oleh mereka yang memutuskan untuk menjadi childfree adalah untuk menekan kelebihan populasi (Hanandita, 2022). Tapi ada juga argumennya yang menyebutkan bahwa tren childfree ini hadir bersamaan dengan kampanye politic of body yang menyatakan bahwa tubuh perempuan adalah miliknya, jadi tidak ada orang yang memiliki hak untuk memaksakan sesuatu, termasuk mengandung dan memiliki anak (Fadhilah, 2022).…”
unclassified