<p><em>The main problem discussed in this article is to examine people's opinions about living without children after marriage through the construction that is formed in the community. This research was conducted because Indonesia is a pronatalist country, while the decision not to have children is a contradiction or something that is considered deviant. This study uses a qualitative method with data collection techniques through interviews. In the field, data is obtained that the decision not to have children is a form of habitualization in society. Couples who have passed the stage of marriage, then the next stage is to have children. This habitualization is in line with the Construction Theory proposed by Peter L. Berger.</em></p><p><strong><em>Keywords: Habitualization, Pronatalist, and Contrustion </em></strong></p><h2>Abstrak</h2><p>Pokok permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah mengkaji pendapat masyarakat tentang hidup tanpa anak setelah menikah melalui kontruksi yang terbentuk di masyarakat. Penelitian ini dilakukan karena Indonesia merupakan negara pronatalis, sedangkan keputusan untuk tidak memiliki anak merupakan sebuah pertentangan atau hal yang dianggap menyimpang. Penelitian ini menggunakan metode kualitiatif dengan pendekatan fenomenologi menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Di lapangan diperoleh data bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak merupakan wujud dari habitualisasi di masyarakat. Pasangan yang telah melewati tahap pernikahan, maka tahap selanjutnya adalah memiliki anak. Habitualisasi tersebut sejalan dengan Teori Konstruksi yang dikemukakan oleh Peter L. Berger.</p><p><strong>Kata Kunci: Habitualisasi, Pronatalis, dan Konstruksi </strong><strong></strong></p>
<p><em>Vaccinations carried out not only have a function to protect the Covid-19 virus. The existence of facilities for the implementation of facilities by the government as a condition for permits for public access. The focus of the problem in this study is related to the motives of residents participating in the Covid-19 vaccination activity in Surabaya. The purpose of the study is to further identify the motives of residents participating in the Covid-19 vaccination activity in Surabaya, as well as to analyze this phenomenon using the phenomenological theory of Alfred Schutz. This study uses a phenomenological approach with the method of observation, interviews, and literature study. The results of the study show that there are various motives for citizens to participate in vaccination, ranging from historical experiences, to getting access to public facilities, self-protection efforts, and so on. Residents hope that by participating in vaccinations, they can increase their immunity, as well as form group immunity. Some of the impacts felt by the community include fever, often feeling hungry, itching on the skin with red rashes, to not feeling any effects. The relevance between the phenomenon and the phenomenological theory is that the subjectivity of people's expressions about vaccination is quite diverse, including to get immunity, in order to be able to access public facilities. But in the end, the group's awareness to form herd immunity made people move to follow vaccination.</em></p><p><strong><em>Keywords: Covid-19 Pandemic, Vaccination, Phenomenology.</em></strong><strong><em></em></strong></p><p><strong><em> </em></strong></p><h2>Abstrak</h2><p>Vaksinasi dilakukan tidak hanya memiliki fungsi untuk proteksi virus Covid-19. Adanya fasilitas sertifikat vaksin difungsikan oleh pemerintah sebagai syarat izin akses ke fasilitas umum. Fokus permasalahan dalam penelitian ini terkait motif warga turut serta dalam kegiatan vaksinasi Covid-19 di Surabaya. Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi lebih lanjut motif warga turut serta dalam kegiatan vaksinasi Covid-19 di Surabaya, sekaligus menganalisis fenomena tersebut menggunakan teori fenomenologi dari Alfred Schutz. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beragam motif warga mengikuti vaksinasi mulai dari pengalaman historis, untuk mendapat akses bepergian, akses fasilitas umum, upaya proteksi diri, dan lain sebagainya. Harapan warga dengan mengikuti vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh, maupun juga turut membentuk kekebalan kelompok. Beberapa dampak yang dirasakan masyarakat antara lain sedikit demam, linu di bagian kaki, sering merasa lapar, gatal di kulit dengan ruam merah, hingga tidak merasa efek apapun. Relevansi antara fenomena dengan teori fenomenologi bahwasanya subjektivitas dari ungkapan warga tentang vaksinasi cukup beragam, diantaranya untuk mendapat kekebalan tubuh, agar dapat bepergian, maupun untuk akses ke fasilitas umum. Tetapi pada akhirnya kesadaran kelompok guna membentuk <em>herd immunity</em> membuat warga tergerak mengikuti vaksinasi.</p><p><strong>Kata </strong><strong>K</strong><strong>unci: </strong><strong>Pandemi Covid-19, Vaksinasi, Fenomenologi. </strong></p>
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia telah mengakibatkan berbagai dampak termasuk juga pada bidang pendidikan. Seluruh jenjang pendidikan, termasuk juga pada jenjang Sekolah Dasar tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka langsung, sehingga diperlukan suatu inovasi pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar disekolah dapat tetap berjalan. Berbeda dengan keadaan saat ini, beberapa sekolah sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat, sehingga adanya suatu masa transisi dari pembelajaran online menjadi offline kembali namun secara terbatas karena masih dalam tahap new normal. Oleh karena itu, penyusunan proposal penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh lembaga pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar di era new normal, mengingat pandemi belum berakhir sehingga kegiatan pembelajaran dilakukan secara bervariasi sesuai dengan kondisi. Metode penelitian menggunakan metode 4D (Define, Design, Develop dan Disseminate) dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.