2016
DOI: 10.24198/jppm.v3i1.13622
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kontribusi Pariwisata Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

Abstract: Abstrack kemiskinan dipandang sebagai masalah sosial yang belum terlepas dari kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi tersebut tersebar dari wilayah perkotaan sampai perdesaan, akan tetapi wilayah perdesaan yang faktanya memiliki luas wilayah yang lebih besar ternyata masih memiliki tingkat kesejahteraan lebih rendah dibandingkan wilayah perkotaan. Kondisi seperti ini memerlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak, karena jika dibiarkan masyarakat perdesaan akan kehilangan keberfungsian sosialnya.Pember… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

1
19
0
29

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 37 publications
(49 citation statements)
references
References 0 publications
1
19
0
29
Order By: Relevance
“…Kegiatan perekonomian dalam sektor pariwisata menjadi prioritas bagi Indonesia yang memiliki potensi wilayah dengan daya tarik wisatanya, budaya dan kehidupan masyarakat. Lebih lanjut, (Risman et al, 2016) menyatakan bahwa sector pariwisata mampu mengentaskan kemiskinan di daerah karena 4 (empat) karakteristik yang dimilikinya yaitu kemungkinan memasarkan produk local dengan adanya wisatawan yang datang berkunjung, membuka peluang diversifikasi ekonomi lokal yang dapat meyentuh kawasan marginal, peluang bagi ekonomi padat karya skala kecil dan menengah yang terjangkau kaum miskin, serta tidak bergantung modal finansial semata akan tetapi lebih mengedepankan modal budaya dan modal alam yang dimiliki berbagai daerah di Indonesia. Sehingga tidak mengherankan apabila sektor kepariwisataan dianggap sangat menjanjikan dan telah menjadi salah satu sumber andalan devisa bagi keuangan negara, yaitu di peringkat ke dua pada 2019 setelah kelapa sawit (Ocktaviany, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kegiatan perekonomian dalam sektor pariwisata menjadi prioritas bagi Indonesia yang memiliki potensi wilayah dengan daya tarik wisatanya, budaya dan kehidupan masyarakat. Lebih lanjut, (Risman et al, 2016) menyatakan bahwa sector pariwisata mampu mengentaskan kemiskinan di daerah karena 4 (empat) karakteristik yang dimilikinya yaitu kemungkinan memasarkan produk local dengan adanya wisatawan yang datang berkunjung, membuka peluang diversifikasi ekonomi lokal yang dapat meyentuh kawasan marginal, peluang bagi ekonomi padat karya skala kecil dan menengah yang terjangkau kaum miskin, serta tidak bergantung modal finansial semata akan tetapi lebih mengedepankan modal budaya dan modal alam yang dimiliki berbagai daerah di Indonesia. Sehingga tidak mengherankan apabila sektor kepariwisataan dianggap sangat menjanjikan dan telah menjadi salah satu sumber andalan devisa bagi keuangan negara, yaitu di peringkat ke dua pada 2019 setelah kelapa sawit (Ocktaviany, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dilanjutkan pada tahun 2012 dengan pengembangan konsep ecotourism oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal (Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia). Pada tahun 2013 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan, untuk meningkat-kan perekonomian dapat dilakukan dengan pengembangan sektor pariwisata berbasis potensi lokal yaitu potensi alam serta keragaman budayanya (Risman, Wibhawa, & Fedryasyah, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun 2013 menyatakan bahwa salah satu solusi alternatif untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa khusunya bidang perekonomian adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata pedesaan yang berbasis pemanfaatan potensi lokal, baik itu potensi alam maupun keanekaragaman budayanya. Solusi pariwisata tersebut diambil dengan asumsi bahwa pengembangan potensi pariwisata pada gilirannya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat (Risman, Wibhawa, and Fedryansyah 2016).…”
unclassified