Bencana likuifaksi yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, disebabkan oleh gempa bumi 7,5 SR. Pergerakan Sesar Palu-Koro menjadi pemicu terjadinya gempa bumi tersebut yang kemudian diikuti oleh likuifaksi. Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, dilewati oleh Sesar Lawanopo, yang merupakan terusan dari Sesar Palu-Koro ,sehingga Kabupaten Konawe Utara berpotensi likuifaksi. Data kegempaan BMKG mencatat bahwa >90% kejadian gempa bumi di Konawe Utara dipicu oleh pergerakan dari Sesar Lawanopo. Penelitian ini berfokus ke potensi likuifaksi yang bisa dipicu oleh aktivitas gempa bumi di Kabupaten Konawe Utara. Metode yang digunakan yaitu metode Susceptibility Rating Factor (SRF) dengan menghitung indeks suseptibilitas likuifaksi (ISL) berdasarkan parameter sejarah, data geologi, tekstur dan komposisi tanah, dan data hidrogeologi. Kabupaten Konawe Utara memiliki 5% area dengan potensi tinggi likuifaksi, 2% berpotensi sedang, 6% berpotensi rendah, dan 87% berpotensi sangat rendah. Area berpotensi tinggi (5%) dan berpotensi sedang (2%) merupakan area padat penduduk karena berada di pusat ibukota Kabupaten Konawe Utara. Area ini merupakan cekungan yang terbentuk akibat aktivitas Sesar Lawanopo.