The global need for logistics distribution is increasing from year to year. Significant technological developments have been applied to merchant ships to run supply chains more effectively and efficiently. Seafarers are the main subjects who operate and navigate ships to adapt to technological advances. Their qualification to meet stakeholder expectations then becomes an essential issue for discussion. This study aims to discover the qualifications of future seafarers from a stakeholder perspective. Implications in Maritime Education and Training are also discussed. The authors uses a qualitative research design and conducts interviews to collect data. Using the purposive sampling method, the author involved participants who had much experience in the maritime industry. The findings of this study reveal that technical and theoretical knowledge, english communication skills, and IT skills are hard skills expected by stakeholders. Apart from hard skills, seafarers also need soft skills to support their work, including managerial skills, hardiness and adaptability, motivation to learn, and a good attitude. This finding has significant training in the Maritime Education and Training sector. Students need to learn lessons to foster student learning motivation and provide more time for ship simulators and engines to experience actual work activities on board.AbstrakMenggali Kualifikasi Pelaut Masa Depan dari Perspektif Pemangku Kepentingan: Implikasinya dalam Pendidikan dan Pelatihan Maritim; Kebutuhan global distribusi logistik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan besar teknologi telah diterapkan pada kapal-kapal niaga untuk menjalankan rantai pasokan dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Pelaut sebagai subjek utama yang mengoperasikan dan menavigasi kapal dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Kualifikasi mereka untuk memenuhi harapan para pemangku kepentingan kemudian menjadi isu penting untuk dibahas. Studi ini bertujuan untuk menggali kualifikasi pelaut masa depan dari perspektif pemangku kepentingan. Implikasi dalam Pendidikan dan Pelatihan Maritim juga dibahas. Penulis menggunakan desain penelitian kualitatif dan melakukan wawancara untuk mengumpulkan data. Dengan menggunakan metode purposive sampling, penulis melibatkan partisipan yang banyak mendapatkan pengalaman di industri maritim. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa pengetahuan teknis dan teoritis, keterampilan komunikasi bahasa Inggris, dan keterampilan TI merupakan hard skill pelaut yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Selain hard skill, pelaut juga membutuhkan soft skill untuk menunjang pekerjaannya, antara lain kemampuan manajerial, hardiness dan adaptability, motivasi belajar, dan attitude yang baik. Temuan ini memiliki implikasi yang signifikan di sektor Pendidikan dan Pelatihan Maritim. Penting untuk menyesuaikan metodologi pengajaran untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dan memberikan lebih banyak waktu untuk penggunaan simulator kapal dan mesin agar siswa dapat mengalami aktivitas kerja nyata di atas kapal.