Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah sebuah kebutuhan yang wajib dimiliki oleh peserta didik namun faktanya kemampuan yang dimiliki termasuk kategori rendah karena muncul sikap negatif pada pelajaran matematika yang disebabkan oleh kesulitan dan hambatan yang dialami. Menganalisis dan mendeskripikan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik ditinjau dari resiliensi matematis dan gender merupakan tujuan dari penelitian. Pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling dengan 6 subjek penelitian kelas VII yang memenuhi kriteria. Penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif adalah jenis penelitian yang digunakan dengan menggunakan instrumen non tes angket resiliensi matematis, tes kemampuan pemecahan masalah matematis, dan wawancara. Kriteria dalam menentukan keenam subjek berdasarkan resiliensi matematis yang tergolong tinggi, sedang, dan rendah masing-masing kategori terdapat dua orang yang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunkan analisis data model Miles dan Huberman dengan hasil kedua subjek resiliensi tinggi tidak mudah menyerah saat mengalami kesulitan dan mampu memenuhi keempat indikator pemecahan masalah namun perempuan lebih baik dari laki-laki, sedangkan subjek yang memiliki resiliensi sedang hanya mampu memenuhi tiga indikator pemecahan masalah dimana subjek kurang mampu memenuhi indikator melaksanakan rencana karena kurang teliti dalam menyelesaikan masalah, namun subjek laki-laki lebih baik dari perempuan dan kedua subjek cenderung tidak menyerah saat mengalami kesulitan. Kedua subjek yang memiliki resiliensi rendah mudah menyerah saat mengalami kesulitan dan belum mampu memenuhi keempat indikator, namun perempuan lebih baik dari laki-laki.