Biokomposit adalah material yang telah banyak dimanfaatkan oleh industri otomotif di negara maju terkait dengan peraturan ketat menyangkut isu penghematan energi dan lingkungan karena emisi gas buang serta material yang ramah lingkungan. Limbah alam lignoselulosa memiliki potensi menjadi bahan penguat untuk biokomposit. Telah banyak penelitian yang menggunakan serat atau partikel bahan alam untuk membuat biokomposit polimer bertujuan peningkatan kekuatan, ringan, serta ramah lingkungan. Penelitian ini menggunakan biji buah salak yang biasanya dibuang, dihancurkan menjadi bentuk serbuk dengan ukuran < 100 yang dimanfaatkan sebagai filler penguat untuk biokomposit matriks polipropilena (PP). Dalam penelitian ini digunakan proses hot press dengan campuran biji salak dan PP dari tiga variasi komposisi dan tiga variasi tekanan hot press. Variasi komposisi berupa tiga rasio persentase berat serbuk biji salak /PP, yaitu 20/80, 25/75, dan 30/70 dan diberi variasi tekanan hot press 0,3; 0,35; dan 0,4 MPa. Tebal dan gramasi semua sampel diukur sebelum dilakukan pengujian flexural. Hasil pengujian flexural (ASTM D790-17) menunjukkan bahwa kekuatan flexural meningkat dengan penambahan kandungan filler demikian pula dengan peningkatan tekanan hot press. Kekuatan tertinggi sebesar 45,46 MPa yang didapat dari sampel dengan 30 % berat serbuk biji salak dengan tekanan hot press 0,4 MPa. Kekuatan flexural dan gramasi sampel memiliki nilai lebih baik daripada komposit woordboard yang saat ini digunakan oleh industri otomotif.