2017
DOI: 10.29240/jdk.v2i1.277
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Membaca Fenomena Shalat Sebagai Sebuah Tanda

Abstract: This paper attempts to read the phenomenon of prayer as a sign by placing prayer as a result of social construction. This is triggered by the emergence of the assumption that some people who try to simplify prayers by replacing them with other activities such as recall (in any condition) and do good. Furthermore the author asks the question as follows: What is the meaning of prayer in the religious tradition? How to understand prayer in the reading of dialectics-normative and social sign? To answer the questio… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2019
2019
2021
2021

Publication Types

Select...
3

Relationship

2
1

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Salah satu upaya untuk mencapai muhsin ialah melakukan shalat, sebagai ritual unik, yang tidak bisa ditelusuri mengapa hal itu diwajibkan dan harus dilakukan, tetapi melaksanakannya sebagai ketundukan sempurna sebagai seorang muslim. Shalat menjadi identitas melekat umat Islam yang membedakan antara umat Nabi Muhammad dengan non Islam lainnya, bahkan menjadi pembeda secara sosio-teologis antara umat Islam dengan kaum kafir (Fauzan, 2017). Barigno selalu berupaya menegakan shalat dalam kehidupan sehari-hari, karena ia yakin bahwa ibadah shalat akan menjadi pembuka bagi kegiatan ibadah lainnya.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Salah satu upaya untuk mencapai muhsin ialah melakukan shalat, sebagai ritual unik, yang tidak bisa ditelusuri mengapa hal itu diwajibkan dan harus dilakukan, tetapi melaksanakannya sebagai ketundukan sempurna sebagai seorang muslim. Shalat menjadi identitas melekat umat Islam yang membedakan antara umat Nabi Muhammad dengan non Islam lainnya, bahkan menjadi pembeda secara sosio-teologis antara umat Islam dengan kaum kafir (Fauzan, 2017). Barigno selalu berupaya menegakan shalat dalam kehidupan sehari-hari, karena ia yakin bahwa ibadah shalat akan menjadi pembuka bagi kegiatan ibadah lainnya.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Shalat pada dasarnya bacaan do'a untuk mencapai kondisi internalisasi tauhid secara kognitif maupun psikomotor. Shalat terdiri rangkaian bacaan demi bacaan tersebut jika disadari dan dipahami maknanya, secara bertahap menjadi momen internalisasi nilai tauhid secara kognitif dan psikomotorik dalam diri orang yang melakukannya (Fauzan, 2017).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Kemudian secara rohaniah-spiritual shalat membangun penguatan pribadi yang berdimensi pada realitias primordial dengan realitas syariah yang terus berkesinambungan. (Fauzan, 2017b) 3. Teori filsafat manusia Hasan Langgulung menjelaskan bahwa manusia memiliki kedudukan yang sangat istimewa karena mampu mengatur dan mengelola bumi dengan faculty-faculty (fitrah, ruh, kebebasan kemauan dan akal) yang telah diberikan padanya.…”
Section: Kepribadian Manusiaunclassified
“…Theologically, the Islamic identity of the two societies can be said to be not much different, especially in the context of public worship (mahdhah). However, ritual worship as a social construction is very likely to be able to influence the knots of the community's identity, for example, like a fostering brotherhood or even encouraging friction (Fauzan, 2017). Further, the identity of the Indonesian diaspora is obviously influencing local communities in Malaysia and has an impact on the possibility of a new identity or acculturation of identity between the two communities.…”
Section: The Identity Of Indonesian Diaspora and Its Impacts On Muslim Community In Malaysiamentioning
confidence: 99%