2006
DOI: 10.29313/mediator.v7i2.1276
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Menelusuri Akar Konflik Antaretnik

Abstract: Secara geografis, wilayah Kalimantan Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, yang sebagian besar wilayahnya merupakan tanah datar dan sebagian merupakan daerah berbukit dan bergunung. Di samping orang Dayak yang merupakan penduduk asli, ada pula keturunan pendatang yang mendiami wilayah tersebut, yang terdiri dari orang Melayu,

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
2
0
8

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
8
Order By: Relevance
“…Dalam sebuah masyarakat multietnis dan pluralis seperti di Indonesia maka kecenderungan akan terjadi hubungan yang tidak harmonis sangat besar seperti dikatakan Schweitzer bahwa kehidupan dan permusuhan pada umat manusia mudah ditemukan dimana mana karena manusia bertindak dan berfikir secara harmonis sekaligus bermusuhan. Keduanya dapat berada secara bersamaan oleh karena itu resolusi konflik adalah sebangun dengan ideologi harmoni dan keduanya harus dianggap sama kuatnya (Arkanudin, 2006).…”
Section: Abstrakunclassified
“…Dalam sebuah masyarakat multietnis dan pluralis seperti di Indonesia maka kecenderungan akan terjadi hubungan yang tidak harmonis sangat besar seperti dikatakan Schweitzer bahwa kehidupan dan permusuhan pada umat manusia mudah ditemukan dimana mana karena manusia bertindak dan berfikir secara harmonis sekaligus bermusuhan. Keduanya dapat berada secara bersamaan oleh karena itu resolusi konflik adalah sebangun dengan ideologi harmoni dan keduanya harus dianggap sama kuatnya (Arkanudin, 2006).…”
Section: Abstrakunclassified
“…Pecahnya konflik etnis Dayak dan Madura diakibatkan adanya dominasi dari etnis Madura ditengah kompetisi dagang lokal di wilayah tersebut (Prayudi, 2004). Kemudian Arkanudin (2006) Konflik tahun 1997 menjadi yang terbesar selama perseteruan antar etnis berlangsung. Kalimantan Barat menjadi saksi bisu tempat terjadinya konflik yang pecah antar kedua etnis yang berlawanan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Arkanudin menyebutkan bahwa konflik etnik umumnya lebih banyak didasari pada perbedaan sosial budaya, sedangkan masalah ekonomi, politik, dan lainnya sekedar sebagai faktor pembenarnya. Konflik berlatar belakang sosial budaya pun terjadi tidak hanya antaretnik tetapi juga terjadi dalam satu etnik yang sama (Arkanudin 2006). Konflik antarwarga yang sering terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah justru berasal dari kelompok etnik dan kultur yang sama serta memiliki ikatan kekerabatan yang sangat dekat (Marhum 2013).…”
Section: Pendahuluanunclassified