“…Penelitian atas Pramoedya Ananta Toer dan karya-karyanya dalam 5 tahun terakhir ditambatkan pada tiga pijakan teoretis, yakni poskolonialisme, feminisme, dan closereading. Resitensi atas kolonialisme nampak dalam analisis novel dan cerpen Pramoedya (Thomas, 2014;Sariban & Marzuqi, 2015;Nasri, 2017;Ningrum, Waluyo, & Winarni, 2017;Dewi, 2017;Masitoh & Rohman, 2018). Keberpihakan pada kaum perempuan terlihat pada kajian feminis atas karya penulis yang dekat dengan ibunya ini (Dewi, 2013;Edwar, Sarwono, & Chanafiah, 2017;Ridwan, Widiasturi, & Yulianeta, 2017;Garini, 2017).…”