<p>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pendidikan yang sangat terbatas dikarenakan pandemi Covid-19 dan kebijakan PPKM, sehingga interaksi belajar konvensional berubah menjadi daring yang menyebabkan beberapa peserta didik mengalami kesulitan belajar matematika. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penyebab kesulitan belajar matematika operasi hitung pembagian yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu lingkungan sekolah yang sangat terbatas dan kondisi psikis pada diri peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, sedangkan subjek penelitiannya adalah seorang wali kelas dan 30 peserta didik kelas IVA SD Negeri Mejing 2. Data penelitian dikumpulkan menggunakan instrumen tes, angket dan wawancara sampel secara acak. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Peneliti memfokuskan tiga klasifikasi kesulitan belajar demi mengoptimalkan penelitian ini. Ditemukan, 13,3% peserta didik yang mengalami gejala <em>learning disorder </em>dengan gejala kesulitan memahami konsep, materi dan rumus pelajaran. Kemudian, 26,6% peserta didik mengalami<em> learning disfunction</em> yang ditunjukkan dengan indikator capaian nilai yang berada dibawah KKM serta motivasi belajar rendah. Terakhir, ditemukan 46,6% lainnya mengalami gejala <em>under achiever </em>yaitu kemampuan belajar rata-rata dengan nilai KKM.<span style="text-decoration: line-through;">.</span> Berdasarkan dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa peserta didik mengalami kesulitan belajar matematika operasi pembagian di SD Mejing 2 selama pandemi.</p><p><strong>Kata Kunci: </strong>Kesulitan belajar, Operasi Hitung Pembagian, Faktor Kesulitan Belajar</p>