2020
DOI: 10.30648/dun.v4i2.290
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Merayakan Cinta Berdasarkan Kidung Agung 1:9-17

Abstract: Abstract. At a glance reading the Song of Songs gives the impression as a book that displays mere sensuality. Therefore raising the question why the Song of Songs was included in the canonization of the Bible which is the Word of God. This paper aimed to explore the meaning of the great love found in the Song of Songs text that seems vulgar and sensual. The method used in this study was a historical criticism of the Song of Songs 1: 9-17. Through this study, it could be concluded that the love texts in Song of… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 5 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Kitab ini telah diterima dalam kanonisasi sebagai tulisan yang dilhamkan oleh Allah. Mick Mordekhai Sopacully dalam artikelnya yang berjudul " Merayakan Cinta Berdasarkan Kidung Agung 1:9-17" menyatakan bahwa Salomo bukanlah penulis kitab Kidung Agung dan penulis kitab tersebut masih belum jelas (Sopacoly, 2020). Pendapat selanjutnya dalam tulisan Kelefuna yang merangkum pemikiran tentang penulis Kitab Kidung Agung, diantaranya Salomo dari Israel Utara, penulis perempuan dan beberapa penulis yang tulisannya dikumpulkan oleh seorang redaktur (Kelelufna, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Kitab ini telah diterima dalam kanonisasi sebagai tulisan yang dilhamkan oleh Allah. Mick Mordekhai Sopacully dalam artikelnya yang berjudul " Merayakan Cinta Berdasarkan Kidung Agung 1:9-17" menyatakan bahwa Salomo bukanlah penulis kitab Kidung Agung dan penulis kitab tersebut masih belum jelas (Sopacoly, 2020). Pendapat selanjutnya dalam tulisan Kelefuna yang merangkum pemikiran tentang penulis Kitab Kidung Agung, diantaranya Salomo dari Israel Utara, penulis perempuan dan beberapa penulis yang tulisannya dikumpulkan oleh seorang redaktur (Kelelufna, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selanjutnya mayoritas umat Kristen menyarankan untuk tidak menggunakan kitab Kidung Agung sebagai pembacaan dalam konteks umum dan hanya dibaca dalam kelas khusus. Hal tersebut berbeda dengan konteks umat Perjanjian Lama yang membacakan kitab Kidung Agung dalam perayaan Ibadah Paskah dalam mengingat keluarnya umat Israel dari Mesir (Sopacoly, 2020). Dengan demikian kitab Kidung Agung telah mengalami pergeseran dalam penerapannya di konteks ibadah Kristen masa kini.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation