2018
DOI: 10.25077/jtpa.22.1.86-95.2018
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

MODEL MATEMATIS PENGERINGAN LAPISAN TIPIS BIJI KOPI ARABIKA (Coffeae arabica) DAN BIJI KOPI ROBUSTA (Coffeae cannephora)

Abstract: Pengeringan merupakan hal yang sangat penting pada pengolahan kopi, tanpa pengeringan yang baik, kualitas biji kopi tidak akan maksimal. Pengeringan lapisan tipis merupakan langkah fundamental dalam memahami perilaku pengeringan produk pertanian, termasuk kopi. Penelitian ini menggunakan biji Kopi yang sudah difermentasi, dibersikan, dicuci dan disortasi. Buah kopi Robusta diperoleh dari kecamatan Ulu Ere kabupaten Bantaeng. Dengan alat pengering tray dryer biji kopi dikeringkan dengan menggunakan tingkatan su… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
13

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
5
2

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 14 publications
(14 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
13
Order By: Relevance
“…Saat suhu udara ruang pengering meningkat, maka penguapan air dari bahan juga akan meningkat. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Usman et al (2020), , Santoso et al (2018) dan Omolola et al (2015) yang menyatakan bahwa kemampuan bahan untuk melepaskan air dari permukaan akan semakin besar dengan meningkatnya suhu udara di ruang pengering. Gambar 1.…”
Section: Suhu Dan Radiasi Matahariunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Saat suhu udara ruang pengering meningkat, maka penguapan air dari bahan juga akan meningkat. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Usman et al (2020), , Santoso et al (2018) dan Omolola et al (2015) yang menyatakan bahwa kemampuan bahan untuk melepaskan air dari permukaan akan semakin besar dengan meningkatnya suhu udara di ruang pengering. Gambar 1.…”
Section: Suhu Dan Radiasi Matahariunclassified
“…Waktu penurunan laju pengeringan tersebut beragam untuk tiap perlakuan, namun umumnya pada penelitian ini laju pengeringan menurun setelah 20 jam pengeringan. Fenomena penurunan laju pengeringan ini juga terjadi pada bahan pertanian lainnya, seperti yang dilaporkan dari penelitian pada pengeringan jahe merah, Syam et al (2019) pada pengeringan kunyit, Santoso et al (2018) pada pengeringan kopi, Suhendar et al (2017) pada pengeringan sukun, serta Rozana et al (2016) pada pengeringan mangga.…”
Section: Laju Pengeringanunclassified
“…Kopi arabika dan robusta berbeda dari segi penampilan fisik, kesesuaian agroekologi (iklim dan ketinggian tempat), sifat kimia, dan penyajiannya yang berpengaruh terhadap citarasanya. Penentuan biji kopi berkuliatas export (Julian, Jap, & Dedi, 2019) dalam hal ini merupakan cara untuk menentukan kebijkan yang nantinya akan mempengaruhi pemasaran komoditas tersebut dipasaran, sehingga keputusan dalam menentukan biji berkualitas export harus sesuai dengan yang diharapkan.Kualitas dari biji kopi yang akan diolah sangat penting karena mempengaruhi nilai jual minuman kopi itu sendiri (Jaya, Yusriana, & Ardiansyah, 2019;Santoso, Muhidong, & Mursalim, 2018).…”
Section: Gambar 1 Konsumsi Kopi Indonesia (International Coffe Organization)unclassified
“…Prinsip pengolahan ini adalah biji kopi yang sudah dipetik lalu dikeringkan dengan panas matahari sampai buahnya menjadi kering, selama 14 sampai 20 hari. Proses pengeringan merupakan salah satu tahapan penting dalam pengolahan biji kopi (Santoso, 2018). Semakin cepat kering maka mutu kopi semakin baik, karena frementasi cepat berakhir.…”
Section: Tinjauan Pustakaunclassified