Batuan adalah campuran unsur-unsur mineral yang homogen, kontinu dan isotropik di lapangan. Terlepas dari kenyataan bahwa struktur batuan memiliki jenis yang berbeda. Peristiwa ini disebabkan oleh perbedaan kerak batuan pada saat pengujian di laboratorium dan di lapangan. Pendekatan empiris dan literatur dan analisis untuk memperkirakan ketidakseragaman massa batuan karena bidang diskontinu. Efek skala adalah bahwa sifat fisik dan mekanik suatu material tidak konstan tetapi bervariasi dengan ukuran material. Pengujian dapat secara langsung atau tidak langsung, istilah langsung atau tidak langsung menyiratkan mode pemuatan di mana bantuan sampel dikompresi atau dikompresi. dilakukan untuk mengetahui perbedaan sifat-sifat batuan tersebut, penelitian diawali dengan survei lokasi pengambilan sampel dengan melihat data geologi guna mengetahui fisiografi dan litologi penelitian kemudian pengujian pengambilan sampel batuan dan pengambilan sampel di lokasi tersebut , pengambilan sampel dilakukan di 3 lokasi singkapan batuan. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Geomekanika Batuan dan Desain Teknik Yogyakarta, sedangkan tempat yang menjadi sumber sampel batuan tepatnya di Desa Manduro, Mangun Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Pengujian ini akan membutuhkan 3 sampel batuan yang akan digunakan dengan diameter yang berbeda ± 5 cm, ± 7 cm, ± 10 cm untuk setiap diameter, minimal diperlukan 3 spesimen. Setelah dilakukan pengujian triaksial pada batuan andesit, nilai rata-rata sudut kohesi dan sudut gesek pada masing-masing batuan adalah ±5cm, ±7cm,±10 cm dan sebesar 3,35MPa dan 65,59°, 5,93MPa dan 65,19°, serta 13,12MPa. dan 59,11°. Setelah mendapatkan hasil analisis, kesimpulannya adalah semakin besar atau bertambah ukuran sampel maka nilai kohesi semakin besar dan sudut geser dalam semakin kecil atau berkurang