Kasus kecelakan kerja dalam pelayanan kesehatan yang paling banyak karena tertusuk benda tajam/ jarum suntik sebanyak 63,2%, saat pemasangan infus 33,4%, pengambilan darah dan injeksi 29,9%. Mereka yang terpapar pajanan dengan darah mempunyai risiko tertular HIV 15,95 kali lebih tinggi dibanding dengan yang tidak terpapar pajanan. Tujuan penelitian ini menganalisa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT oleh Bidan di Kota Bandung sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 70 orang. Analisis data menggunakan chi square. Hasil sebagian besar responden mempunyai riwayat tertusuk jarum suntik sebanyak 81,4% terpapar oleh air ketuban yaitu sebanyak 68,6 %, menolong persalinan dengan sarung tangan sebanyak 57,1 %, tidak menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan invasif, 40% lain-lain sebanyak 15,7 %. Sebagian responden mempunyai kerentanan tertular HIV yang tinggi dari risiko pekerjaannya (57,1%), sebagian responden mempunyai persepsi rintangan yang tinggi untuk VCT (58,6%) dan sebagian besar responden mempunyai persepsi manfaat VCT yang rendah (72,9%) sedangkan sebagian besar responden memanfaatkan VCT (77,1). Terdapat hubungan antara persepsi rintangan dan manfaat untuk melakukan VCT dengan nilai p value (< 0,005). Responden yang mempunyai persepsi rintangan tinggi mempunyai perluang 2,2 kali untuk tidak memanfaatkan VCT (OR 2,2) dibandingkan dengan responden yang mempunyai persepsi rintangan rendah untuk VCT. Sosialisasi program profilaksi pasca pajanan agar bidan dapat memanfaatkan VCT.