Optimalisasi Pelayanan Kepolisian dalam Menangani Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Abstract

Optimalisasi Pelaksanaan Pelayanan Laporan Tindak pidana Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak oleh Unit Perlindungan perempuan dan anak di Kepolisian Kota Banda Aceh belum berjalan optimal di karenakan belum adanya ruangan khusus untuk penangganan kekerasan terhadap perempuan dan Anak, hal initentunya sangat berpengaruh terhadap proses penyidikan untuk menangkap para pelaku kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak.serta Hambatan dalam pelaksanaan pemeriksaan tindak pidana Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak di Kepolisian Resort Kota Banda Aceh, meliputi hambatan dari dalam (Internal) yang berupa pendanaan dan ketebatasan sumber daya manusia dan hambatan dan luar (eksternal) yang berasal dari sisi korban Tindak pidana Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Pengetahuan masyarakat mengenai lembaga-lembaga yang menangani korban tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga masih kurang.

Pelatihan Aplikasi Indek Tata Kelola Online (Itk-O) Kepada Personil Polresta Banjarmasin

“…Untuk Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan Polri saat ini merupakan salah satu atensi pimpinan Polri melalui optimalisasiaksi PRESISI (prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan) (Malaikosa et al, 2022). Pada prinsipnya bahwa pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan dasar sesuai dengan hak-hak asasi setiap warga Negara atas suatu barang, jasa atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh aparatur pemerintah, termasuk penyelenggara ekonomi dan koorporasi penyelenggara pelayanan umum (Ahyar & Safrida, 2020). Pelayanan adalah suatu cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang (Jensen & Vestergaard, 2017)…”

DESAIN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEKERASAN TERHADAP ANAK DAN PEREMPUAN (KtPA) BERBASIS ANDROID, GOOGLE FIREBASE, DAN WEB

“…Data tersebut merupakan fenomena gunung es, banyak korban enggan untuk melaporkan [2]. Salah satu penyebabnya adalah sulit untuk melapor: jarak ke kantor polisi jauh, atau pusat layanan kesehatan terdekat tutup.…”