Mayoritas pesantren dianggap jauh dari realitas sosial, karena seolah-olah terdapat kesenjangan antara dunia pesantren dan dunia modern. Berangkat dari kegelisahan tersebut, beberapa pesantren saat ini mulai mengambil langkah strategis seperti perumusan kurikulum yang “progresif”. Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan paling unik dibanding institusi yang lain yang otomatis perumusan kurikulumnya juga akan berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis organisasi dan desain kurikulum yang diterapkan di pesantren. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Sementara itu, analisis data menggunakan analisis deskriptif. Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Atsarus Salafiyah Sampang. Temuan dari penelitian ini adalah Pondok Pesantren Atsarus Salafiyah Sampang memadukan antara organisasi kurikulum terpisah-pisah (Separated Subject Curriculum) dengan kurikulum terpadu (integrated curriculum). Sistem pembelajarannya menggunakan system tanpa kelas yang hanya membagi menjadi dua kelompok (marhalah). Metode pembelajaran yang diterapkan adalah tatap muka klasikal (sorogan dan bandongan) serta kooperatif learning. Sistem evaluasi yang diterapkan adalah tes lisan, hafalan, dan problem solving.