The women's empowerment program in rural Madura is hampered by the demarcation line drawn up by Patriarchic culture. The emergence of a female village head in Madura is called “Klèbun Babine’”as a form of empowerment that pays more attention to women. This article tries to explain the role of the “Kalebun Babine'” in empowering women, then what are the “Kalebun Babine’” programs' in empowering women in rural areas. Kualitatif descriptif is using to methodology reaserch. Informant in definite base purposive sampling. Data collect by direct observations and interviews were carried out in the village Ponteh. The data shows that the Ponteh community saw the role of the “Klèbun Babine’” in empowerment was very visible. “Klèbun Babine’” conducts empowerment activities on its own, often even incurs personal expenses. Some “Klèbun Babine’” programs in empowering women in rural areas, first; is the women's group savings and loan (SPKP) activity. Second, health activities for women. third, optimization of the PKK program. fourth, postponement of marriage age for adolescent girls. The five trainings are to maintain a clean and healthy environment. The scientific contribution of this article is, optimizing the role of the “Klèbun Babine’” as a model of empowering women in rural Madura. Keywords: Empowerment, Women, Klèbun Babine’, Rural AbstrakSelama ini program pemberdayaan perempuan di perdesaan Madura terhambat oleh garis demarkasi yang dibuat oleh budaya Patriarki. Perempuan sebatas peran rumah tangga, tanpa harus terlibat dalam kegiatan ekonomi produktif, pendidikan, politik dan kesehatan. Munculnya kepala desa perempuan dalam bahasa Madura disebut Klèbun Babine’ memberikan harapan baru terhadap kaum perempuan di perdesaan. Salah satu bentuk nyata berupa pemberdayaan yang lebih memperhatikan kaum perempuan. Artikel ini menjelaskan peran Klèbun Babine’ dalam pemberdayaan perempuan, kemudian apa saja program Klèbun Babine’ dalam pemberdayaan perempuan di perdesaan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Informan ditentukan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Data didapat dari pengamatan langsung dan wawancara dilakukan di Desa Ponteh. Data menunjukkan, masyarakat di Desa Ponteh melihat peran Klèbun Babine’ dalam pemberdayaan perempuan sangat baik. Klèbun Babine’ melakukan sendiri kegiatan pemberdayaan, bahkan sering mengeluarkan biaya pribadi untuk kegitan tersebut. Beberapa program Klèbun Babine’ dalam pemberdayaan perempuan di pedesaan, pertama; kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPKP). Kedua, kegiatan kesehatan bagi kaum perempuan. Ketiga, optimalisasi program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Keempat, penundaan usia nikah bagi remaja perempuan. Kelima, pelatihan menjaga lingkungan bersih dan sehat. Kontribusi keilmuan artikel ini adalah menjelaskan lebih lanjut tentang peran Klèbun Babine’ sebagai model pemberdayaan perempuan di perdesaan Madura. Kata kunci: Pemberdayaan, Perempuan, Klèbun Babine’, Pedesaan