Sampah plastik banyak ditemukan di Danau Sentani. Untuk mengurangi dan menggunakan kembali sampah plastik, kami berinisiatif memperkenalkan ecobrick kepada anak-anak usia 6-17 tahun. Pelatihan Ecobricks diberikan di Desa Ayapo, Kabupaten Jayapura, Papua selama 5 - 12 Oktober 2020. Botol plastik dengan merek dan ukuran yang sama, tongkat kayu, kemasan plastik, gunting dan timbangan merupakan alat yang digunakan untuk membuat eco-bricks. Ada rangkaian proses kegiatan ecobrick: memperlihatkan alat, memperagakan dan mempersilakan anak membuatnya. Usai pelatihan, anak anak melanjutkan membuat eco-bricks di rumahnya secara mandiri. Mereka mengumpulkan, mencuci, mengeringkan, memotong dan memasukkan sampah plastik yang mereka temukan di Desa Ayapo ke dalam botol. Sampah plastik tersebut kemudian dipres dengan padat sehingga botol air mineral ukuran 600 ml mencapai berat 200 gram. Kemudian mereka memberi label pada botol dengan nama, tanggal dan beratnya. Anak-anak bisa membuat lebih dari satu botol ecobrick per kelompok dalam seminggu. Kelompok yang telah mengumpulkan setidaknya 12 botol mampu membuat kluster bangku modular. Dapat disimpulkan bahwa ecobrick adalah cara terbaik untuk memanfaatkan sampah plastik agar tidak membahayakan biota dan manusia.