“…Kandungan kulit kacang tanah tersusun atas Air (9,5 %), selulosa (35,7%), hemiselulosa (18,7%), lignin (30,2%), dan abu (5,9%) (Sihite et al, 2021) yang mengindikasikan bahwa kulit kacang tanah mempunyai kemampuan untuk dimanfaatkan antara lain sebagai pupuk organik, penggunaan pupuk organik dari limbah kulit kacang tanah memberikan hasil yang nyata pada pertumbuhan tanaman bayam (Rusdiyana et al, 2022), prebiotik yaitu makanan bagi bakteri probiotik (mikroflora alami pada tubuh), ekstrak kulit kacang tanah digunakan sebagai media pertumbuhan prebiotik Lactobacillus bulgaricus dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa selulosa pada ekstrak kulit kacang tanah dapat digunakan sebagai sumber karbon pertumbuhan bakteri (Novianto et al, 2020), Kulit kacang tanah dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan briket sebagiamana ditunjukkan pada penelitian Paranita bahwa komposit kulit kacang tanah dan pelepah kelapa sawit yang dibuat briket dapat menghasilkan nilai bakar 5662,7 Cal/g (Haryanti et al, 2014), pemanfaatan kulit kacang tanah sebagai bahan pengisi membran yang diaplikasikan ke limbah pewarna sintesis dan hasilnya mampu menurunkan kadar warna dan COD limbah (Komala et al, 2019). dan sebagai adsorben.…”