This paper intends to find out the relevant congregational leadership in the church's journey in the world according to the presbyter while its relevance to the progress of today's church organizations. Various challenges and contemporary conversations seem to be obstacles to the dynamics of ecclesiastical ministry. The author implements the expression in Titus 1:5 as a text of validity coinciding the main invention for that exposition. The methodology used by the author in this study uses a literature study of the literature that is correlated with the subject to study and explore in developing a relevant leadership culture based on Titus 1:5 looking at the leadership of church elders today. In the context of the Bible, the position of elder as a person in charge in the midst of the congregation is not creating a hierarchy in Christian leadership, but as elders who protect, guard, and fortify the congregation from heresy. By reflecting that developing a relevant leadership culture based on Titus 1:5 is a gift from God, whatever the duties and functions, they are still accountable to God in carrying out the ministry.Abstrak: Karya tulis ini bermaksud untuk mengetahui kepemimpinan jemaat yang relevan dalam perjalanan gereja di dunia menurut penatua sembari relevansinya bagi kemajuan organisasi gereja masa kini. Berbagai tantangan dan perbincangan kontemporer seakan menjadi kendala dinamika pelayanan gerejawi. Penulis mengimplementasikan ekspresi dalam Titus 1:5 sebagai teks validitas bertepatan inventivitas utama bagi eksposisi itu. Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan terhadap literatur-literatur yang berkorelasi dengan pokok bahasan untuk menelaah serta menelusuri dalam mengembangkan budaya kepemimpinan yang relevan berdasarkan Titus 1:5 menilik kepemimpinan penatua gereja masa kini. Dalam konteks Alkitab, jabatan penatua sebagai penanggung jawab di tengah-tengah jemaat bukanlah menciptakan hierarki dalam kepemimpinan Kristen, melainkan sebagai penatua yang mengayomi, menjaga, dan membentengi jemaat dari kesesatan. Dengan merefleksikan bahwa mengembangkan budaya kepemimpinan yang relevan berdasarkan Titus 1:5 adalah anugerah Allah, apa pun tugas dan fungsinya tetap bertanggung jawab kepada Allah di dalam mengerjakan pelayanan.