Bayi dan Balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk beresiko tiga kali menderita stunting jika tidak segera ditangani dengan baik. Ketidakberhasilan program percepatan penanggulangan stunting di NTB disebabkan adanya kerterbatasan kapasitas penyelenggaraan program stunting disamping keterlibatan masyarakat yang masih sangat terbatas. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh intervensi kelas gizi dengan pendekatan interprofessional collaboration (IPC) terhadap peningkatan tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) bayi balita berisiko stunting serta pengetahuan ibu tentang stunting. Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest design dengan menggunakan total populasi bayi balita berisko stunting di Desa Poto sebagai sampel, yaitu sebanyak 15 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendampingan kelas gizi dengan pendekatan interprofesional collaboration berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan TB (nilai p = 0,000 dan thitung = 7,054 > ttabel = 1,761), BB (nilai p = 0,000 dan thitung = 6,590 > ttabel = 1,761), dan pengetahuan ibu bayi balita terkait stunting (nilai p = 0,000). Pendampingan kelas gizi dengan pendekatan interprofesional collaboration memiliki efektifitas sedang dalam meningkatkan TB (nilai N-Gain Score = 0,48) dan pengetahuan ibu bayi balita (nilai N-Gain Score = 0,54) serta efektifitas rendah terhadap BB bayi balita beresiko stunting (nilai N-Gain Score = 0,012).