Latar Belakang: Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi balita stunted di Kabupaten Gresik sebanyak 23%, sehingga Gresik menjadi salah satu kabupaten lokasi fokus stunting. Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan 13 Desa lokasi fokus intervensi percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting terintegrasi di tahun 2022, salah satunya adalah Desa Singosari. Tujuan : Mengkaji dampak pendampingan gizi secara intensif terhadap status gizi status gizi balita di Desa Singosari, Gresik. Metode: Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan pretest-postest without control group desain. Sebanyak 62 balita yang dipilih sebagai sampel dengan metode purposive sampling untuk didampingi secara intensif selama 30 hari secara personal. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan berat badan, tinggi badan, serta intake protein dan lemak pada balita meningkat secara signifikan antara sebelum dan sesudah pendampingan gizi (p-value < 0,05). Hasil uji hubungan menunjukkan peningkatan berat badan memiliki hubungan yang nyata dengan peningkatan intake protein (p = 0,003), sedangkan tinggi badan berhubungan nyata dengan peningkatan intake protein (p= 0,002) dan lemak (p=0,001). Adanya perbaikan berat badan dan tinggi badan balita berbanding lurus dengan perbaikan status gizi, ditunjukkan dengan hasil uji status gizi berdasarkan indek BB/U dan TB/U sebelum dan sesudah pendampingan yang berbeda nyata (p=0,02 dan p=0,004). Kesimpulan: Pendampingan gizi secara intensif yang dilakukan selama 30 hari dapat meningkatkan memperbaiki status gizi balita melalui peningkatan asupan protein dan lemak.
Anemia merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai dengan kadar hemoglobin <12g/dl. Remaja merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap anemia. Metode penelitian ini adalah Eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari F0, F1, F2, dan F3. Uji evaluasi sensori dilakukan di fakultas kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik sebanyak 30 panelis yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji kruskal wallis. Uji laboratorium dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang dilakukan pada formulasi terbaik berdasarkan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata di setiap formula pada parameter rasa, warna, dan tekstur dengan p-value< 0,005, sedangkan di parameter aroma tidak terdapat perbedaan yang nyata antar formula. Formula terbaik yang paling disukai adalah formula F2. Hasil uji laboratorium diketahui bahwa setiap porsi cereal flakes F2 dapat memenuhi 17,42 % protein, 17,43 % lemak, 60, 10 % karbohidrat, dan 19, 15% zat besi, dengan formula yang paling disukai adalah Formula 2 (F2). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan di setiap formula perlakuan berdasarkan parameter warna, rasa, dan tekstur, sedangkan pada parameter aroma tidak terdapat perbedaan yang nyata, dengan formula terbaik F2, yang dapat menjadi salah satu alternatif sarapan pagi instant yang mampu memenuhi zat gizi makro serta mencegah anemia pada remaja.
Adolescents were vulnerable to nutritional problems. Knowledge of nutrition, body image, and consumption of fast food are factors studied and analyzed for their significant level on the nutritional status of adolescents. The purpose of the study was analyzed the relationship between nutritional knowledge, body image, and consumption of fast food with the nutritional status of adolescent girls in Gresik District Senior High School. This type of research uses an analytical observational cross-sectional approach. In this study, the independent variables were knowledge of nutrition, body image, and consumption of fast food, while the dependent variable was nutritional status. The number of samples was as many as 124 respondents divided by each high school and each class. Data collection used questionnaires and anthropometric measurements. Data analysis used Spearman rank The results of the Spearman rank correlation test on the nutritional knowledge variable with nutritional status obtained P value = 0.660> 0.05. In the body image variable with nutritional status, the P value = 0.445>0.05. Then fast food consumption with nutritional status obtained P value = 0,568 > 0.05 In this study it can be concluded that the relationship between nutritional knowledge, body image, and fast food consumption with the nutritional status of adolescent girls in SMA District Gresik there is no significant relationship on nutritional status.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis zat gizi mie kering dengan substitusi kulit ari biji kedelai dan tepung wortel sebagai alternatif pencegahan obesitas pada remaja dan dewasa. Mie kering ini baik digunakan dalam upaya pencegahan obesitas karena bahan yang digunakan memiliki kandungan protein dan serat yang tinggi. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 kontrol dan 3 formula perlakuan dengan 2 kali ulangan. Data uji laboratorium kandungan zat gizi mie kering yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut Duncan. Hasil analisa uji laboratorium kandungan zat gizi mie kering terdapat perbedaan yang signifikan antar formula (p<0,05). Hasil uji efektifitas menunjukkan formulasi terbaik terdapat pada formula F3. Produk mie terbaik F3 memiliki kandungan zat gizi kadar protein 11,73 gram, karbohidrat 59,86 gram, dan serat 3,63 gram. Namun, perlu ditambahkan dari sumber serat lain seperti pada sayur dan buah untuk dapat mengoptimalkan kebutuhan serat harian pada remaja dan dewasa.
Anemia adalah kondisi dimana tubuh mengalami penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai dengan kadar hemoglobin <12g/dl. Remaja putri adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap anemia. Metode penelitian Eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari F0, F1, F2, dan F3. Uji evaluasi sensori dilakukan pada mahasiswa fakultas kesehatan Universitas Muhammadiyah Gresik sebanyak 30 panelis yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji kruskal wallis. Uji laboratorium dilakukan di BBLK yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji anova lanjut duncan. Hasil evaluasi sensori pada setiap formula F0, F1, F2, dan F3 pada parameter warna tidak terdapat berbedaan nyata dengan nilai Asymp. Sig >(0,05), sedangkan pada parameter aroma, rasa, dan tekstur terdapat perbedaan nyata dengan nilai Asymp. Sig <(0,05). Formula yang paling disukai adalah formula F2 (3,175). Hasil laboratorium gizi makro dan zat besi terdapat perbedaan nyata dengan nilai P-value sig. <0,05. Kadar protein tertinggi terdapat pada F3 (13,67 g). Kadar lemak tertinggi terdapat pada F3 (5,11 g). Kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada F3 (78,49 g). Kadar zat besi tertinggi terdapat pada F3 (5,79 mg). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh penambahan tepung daun kelor, ikan bandeng, dan tepung mocaf terhadap evaluasi sensori, kadar zat gizi makro dan zat besi produk chips.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.