2019
DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.64-69
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pendapatan Usahatani Sistem Integrasi Berbasis Padi dan Sapi di Kelurahan Rimbo Kedui Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu

Abstract: Laju peningkatan produktivitas tanaman padi di Provinsi Bengkulu cenderung melandai, hal ini kemungkinan disebabkan oleh pengelolaan lahan secara intensif dan terus menerus akan mengakibatkan penurunan kesuburan dan sifat fisik tanah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan system usahatani integrasi padi dan sapi yang mengelola dan memanfaatkan limbah pertanian untuk dapat digunakan kembali ke tanaman dan ternak, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani melalui pengembangan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
3
0
2

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
3
1
1

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 1 publication
0
3
0
2
Order By: Relevance
“…The findings of this research follow research by Kadir (2020), which states that the income of farmers who implement monoculture rice farming contributes income of IDR 9,213,550.00, while integrated rice-cattle farming contributes income of IDR 17,981,726.95. This happens because lowland rice farmers who implement integrated system of lowland rice and cattle do not only come from lowland rice production but also come from cattle production, while conventional lowland rice farmers' income only comes from lowland rice farming (S. Fyka et al, 2021;Kurniati et al, 2019;Umawati, Dasipah, & Karyana, 2021).…”
Section: Comparative Analysis Of Farmers' Income From the Integration...mentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation
“…The findings of this research follow research by Kadir (2020), which states that the income of farmers who implement monoculture rice farming contributes income of IDR 9,213,550.00, while integrated rice-cattle farming contributes income of IDR 17,981,726.95. This happens because lowland rice farmers who implement integrated system of lowland rice and cattle do not only come from lowland rice production but also come from cattle production, while conventional lowland rice farmers' income only comes from lowland rice farming (S. Fyka et al, 2021;Kurniati et al, 2019;Umawati, Dasipah, & Karyana, 2021).…”
Section: Comparative Analysis Of Farmers' Income From the Integration...mentioning
confidence: 99%
“…The form of integration carried out is by utilizing waste from lowland rice plants in the form of straw and bran, which can be used as animal feed (Yuliani, 2014). Additionally, cattle waste can be used as cow dung (feces) as an organic fertilizer for lowland rice plants (Kurniati, Efrita, & Damaiyanti, 2019). So with this pattern, farmers who implement an integrated system will produce lowland rice as their main product, cattle or beef as a livestock business product, and organic fertilizer as a result of utilizing cattle waste (Cahyani et al, 2022;S.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…The waste from one part will be the raw material for the other part. Such integration of these various parts has proven to be profitable [9], productive and sustainable [10,11]. This integrated agriculture is one of the resource management strategies that can increase production, be economical and sustainable [12,13].…”
Section: Integrated Farmingmentioning
confidence: 99%
“…Sistem pertanian terpadu menyediakan beragam produk yang lebih besar ke keluarga petani dan menawarkan cara untuk memanfaatkan residu tanaman atau lahan non-pertanian untuk menghasilkan produk terkait, sekaligus menghasilkan pupuk kandang untuk memperbaiki kesuburan dan kualitas tanah yang dibudidayakan (Basuni & Kusmana, 2015;Fyka et al, 2019). Sistem pertanian terpadu merupakan intensifikasi sistem usahatani melalui pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara terpadu dengan komponen ternak sebagai bagian kegiatan usaha (Merakati et al, 2017;Kurniati et al, 2019). Pengelolaan tanaman terpadu merupakan pendekatan inovatif yang berupaya meningkatkan produktivitas usahatani dan mempertahankan keberlanjutan pemanfaatan lahan bagi usahatani (Iskandar & Nurtilawati, 2019).…”
Section: Sistem Pertanian Terpaduunclassified
“…Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Muh Jurhadi Kadir, 2020) melaporkan bahwa perkembangan struktur ekonomi petani yang menerapkan usahatani monokultur memberi kontribusi pendapatan sebesar Rp 9.213.550,00 dengan B/C Ratio 1,38 dan petani yang menerapkan usahatani sapi monokultur diperoleh pendapatan sebesar Rp 6.856.166,66 dengan B/C Ratio 0,89, sedangkan usahatani padisapi terpadu diperoleh pendapatan sebesar Rp 17.981.726,95 dengan B/C Ratio 1,73. Begitupun penelitian yang dilakukan oleh Kurniati et al, (2019) melaporkan bahwa pendapatan usahatani integrasi sebesar Rp 72.209.416,69 / tahun, dengan kontribusi usahatani padi sebesar 28,38 persen, sedangkan kontribusi dari usahaternak sapi potong sebesar 71,62 persen. Hal ini didukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Tarmizi & Safaruddin, (2015) mengungkapkan bahwa Sistem Integrasi Padi Ternak (SIPT) berpengaruh terhadap pendapatan petani di Kabupaten Serdang Bedagai, di mana terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan per hektar petani SIPT dengan pendapatan petani non SIPT.…”
Section: Pendapatan Petani Terhadap Sistem Integrasi Ternak-tanaman Panganunclassified