The Bintan Regency government's commitment to implementing Regional Innovation is contained in Regent Regulation No. 48 of 2020. Regional innovation coaching is a very important aspect to be implemented in each regional apparatus organization to maintain the sustainability of the innovation climate. This research uses a qualitative approach with a descriptive type. The research subjects were the coaching team at Bapelitbang, implementor and facilitator teams and regional apparatus organization who were the target groups for fostering regional innovation. Furthermore, the determination of informants was determined based on the involvement of informants on regional innovation development activities. The data collection method was carried out through primary data, namely interviews and also using secondary data related to this research. Data analysis used qualitative narrative analysis using simple qualitative methods. This study aims to find out the pattern of coaching regional innovation by BAPELITBANG of Bintan Regency. The results of the research show that the coaching pattern carried out by Bapelitbang is in accordance with the duties, principals and functions. The availability of existing Human Resources can be optimized to carry out coaching to all of regional apparatus organization and Communities in Bintan Regency. However, there are innovations that last only temporarily and there is no sustainability due to innovation management factors and environmental support. Therefore, the need for regional apparatus organization and individual (employee) commitment to maintain a climate of innovation not only producing new innovations but also maintaining and caring for existing ones is a shared obligation and responsibility.ABSTRAKKomitmen pemerintah Kabupaten Bintan dalam melaksanakan Inovasi Daerah tertuang melalui Peraturan Bupati No.48 Tahun 2020. Pembinaan inovasi daerah merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diterapkan di setiap organisasi perangkat daerah untuk menjaga keberlanjutan iklim inovasi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Subjek penelitian yaitu tim pembina di Bapelitbang, pengelola dan tim fasilitator serta OPD yang menjadi kelompok sasaran pembinaan inovasi daerah. Selanjutnya penentuan informan ditetapkan berdasarkan keterlibatan informan atas kegiatan pembinaan inovasi daerah. Metode pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu wawancara dan juga menggunakan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisis data menggunakan analisis naratif kualitatif dengan menggunakan metode kualitatif sederhana. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pola pembinaan inovasi daerah oleh BAPELITBANG di Kabupaten Bintan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembinaan yang dilaksanakan oleh Bapelitbang telah sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang ada dapat dioptimalkan untuk melaksanakan pembinaan ke seluruh OPD dan Masyarakat di Kabupaten Bintan. Sosialisasi yang masif baik yang dilaksanakan secara offline dan online, adanya tim fasilitasi inovasi yang melibatkan akademisi, kegiatan Galanova sebagai ajang pemberian reward merupakan metode yang diterapkan oleh Bapelitbang untuk tetap menjaga budaya Inovasi tetap tumbuh di Kabupetan Bintan. Namun demikian, terdapat inovasi yang bertahan hanya sementara dan tidak ada keberlanjutan yang disebabkan karena faktor pengelola inovasi dan dukungan lingkungan. Oleh karena itu, perlunya komitmen OPD dan individu (pegawai) untuk menjaga iklim inovasi. bukan hanya menghasilkan inovasi yang baru tetapi juga menjaga dan merawat yang sudah ada merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama.