Pada situasi dan kondisi pandemi seperti ini, memicu orang-orang untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan dengan melakukan cuci tangan menggunakan sabun. Sabun merupakan sufraktan yang berguna sebagai zat pembersih dan berasal dari reaksi saponifikasi trigliserida. Keberhasilan produk sabun, didapatkan dari reaksi antara trigliserida (minyak) dan larutan alkali secara sempurna. Proses saponifikasi terjadi didalam reaktor dengan kondisi operasi 90°C. Untuk mengurangi penggunaan steam dan beban dari reaktor maka, diperlukan pemanasan awal sebelum memasuki reaktor terhadap larutan minyak dari suhu 30°C mencapai 70°C dengan menggunakan alat penukar panas yaitu heat exchanger. Agar tercapai efisiensi yang lebih baik, maka diperlukan perancangan sesuai dengan kebutuhan pemanasan. Upaya terhadap perancangan ini, dilakukan dengan cara memilih jenis heat exchanger, dan melakukan perhitungan terhadap dimensi dari heat exchanger. Dari perhitungan menggunakan aplikasi microsoft exceel, didapatkan data berupa panjang pipa 12 ft, luas perpindahan panas 50,754 ft 2 , dan juga menghasilkan fouling factor sebesar 0,003 Btu/jam.ft 2 .F yang mana hasil tersebut sudah sama dengan nilai fouling factor ketentuan. Hal ini menunjukkan bahwa heat exchanger dalam keadaan aman dan layak beroperasi tanpa adanya hambatan.