Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi konsumen Muslim tentang kepentingan relatif dari hambatan yang dipilih dalam menggunakan belanja online di Provinsi Aceh, Indonesia. Survei dilakukan terhadap total 560 mahasiswa S1 di Meulaboh dan Banda Aceh. Sepuluh atribut hambatan dalam melakukan belanja online dievaluasi. Penskalaan objek terbaik-terburuk dengan desain blok tidak lengkap yang seimbang diadopsi untuk menyelidiki preferensi mereka terhadap hambatan dalam melakukan belanja online. Setiap responden menjawab 30 pertanyaan, yang meminta responden untuk memilih atribut yang paling penting dan paling tidak penting dalam skenario pilihan. Setiap pertanyaan menyertakan kombinasi acak dari tiga atribut. Kepentingan relatif dari setiap atribut dievaluasi menggunakan analisis penghitungan. Secara keseluruhan, hambatan terpenting untuk melakukan belanja online adalah “pencurian identitas”, “ongkos kirim tinggi”, “produk lama tiba”, “produk rusak”, dan “produk dikirim berbeda”, Sedangkan “penjual tidak jujur”, “produk palsu”, “produk tidak bergaransi”, “konflik dengan penjual” dan “koneksi internet lambat”. adalah atribut yang paling tidak penting. Studi ini menunjukkan hambatan paling penting dalam belanja online untuk persepsi konsumen Muslim di Indonesia. Peringkat kepentingan memberikan informasi yang kaya untuk menerapkan belanja online di Indonesia. Dengan demikian, temuan tersebut mungkin layak dipertimbangkan dalam desain kebijakan belanja online. Namun, heterogenitas dalam preferensi mungkin perlu eksplorasi lebih lanjut.