“…Kulit jeruk mengandung mengandung minyak atsiri yang komponennya adalah sebagai berikut: limonene (95%), myrcene (2%), noctanal (1%), pinene (0,4%), linanool (0,3%), decanal (0,3%), sabiene (0,2%), geranial (0,1%), neral (0,1%), dodecanal (0,1%), dan senyawa-senyawa lainnya (0,5%) ( Uji organoleptik (warna) sampel Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Deglas, 2019) warna minyak atsiri kulit jeruk didapatkan berwarna jingga, sedangkan warna minyak kulit jeruk hasil penelitian yang kami lakukan dengan perlakuan bahan yang berbeda didapatkan hasil minyak yang berwarna kuning hingga kemerah-merahan, hal ini disebabkan pada saat proses penguapan hasil maserasi didiamkan pada kondisi ruang sehingga dapat mengabsorbsi oksigen yang dapat menyebabkan minyak berwarna lebih gelap dan menjadi lebih kental (Hidayati, 2012). Semakin tinggi konsentrasi pelarut maka semakin banyak zat warna yang diserap oleh pelarut (Mujdalipah et al, 2020). Selain itu pada saat perendaman juga terjadi degradasi pigmen warna yang menyebabkan kulit jeruk yang semula berwarna kehijauan menjadi kemerahan (Deglas, 2019) karena ketersediaan bahan tidak menentu jadi kegiatan penelitian tidak dilakukan dihari yang sama hal tersebut juga dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan karena kondisi bahan baku dan lingkungan yang berbeda.…”