Permen jelly merupakan produk pangan semi basah yang terbuat dari cairan atau sari buah dengan bahan dasar gula dan bahan pemanis lainnya serta dibuat dengan adanya penambahan bahan pembentuk gel.Bahan pembentuk jel ditambahkan untuk memperbaiki tekstur dan karakteristik organoleptik permen jelly.Metode penelitian menggunakan metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang melibatkan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis bahan pembentuk gel (gelatin, karagenan, lesitin dan tapioka). Faktor kedua adalah konsentrasi ubi cilembu (31%,62% dan 93%). Percobaan diulang dua kali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaketristik organoleptik permen jelly pada beberapa jenis bahan pembentuk jel dan konsentrasi ubi cilembu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pembentuk jel berpengaruh nyata terhadap karakteristik warna, namun tidak berpengaruh nyata terhadap aroma, tesktur, dan rasa. Hasil penelitian berdasarkan tingkat kesukaan panelis menunjukkan bahwa permen jelly yang dibuat menggunakan karagenan dan konsentrasi ubi sebesar 62% paling disukai panelis.
Single cell protein (SCP) is an alternative for meeting protein needs in the future. The wastes such as pineapple skin and rice water washing can be utilized to produce SCP. These two materials are abundant in Indonesia. The consumption of pineapple and rice in Indonesia is very high. The rice is the main food for Indonesian people. The aim of this study is to determine the best ratio of pineapple skin juice and rice washing water as a growing medium to produce single cell proteins. This study was performed in a completely randomized design with two factors. The first factor was the ratio of pineapple skin and rice washing water. The ratios between pineapple skin and rice washing water were 1: 1, 2: 1 and 1: 2. The second factor was fermentation times (8, 24, 32, 48, 56, 72 and 80 hours). The analysis carried out included pH, cell dry weight and protein content. The best treatment is obtained by the treatment of pineapple skin and rice washing water in ratio of 1: 2 when it is fermented for 56 hours. This media produced 0.4752 grams of cell dry weight with the protein content at about 289.08 ppm.
Penelitian ini memanfaatkan limbah kulit lemon yang sebelumnya hanya sebagai sampah yang tidak ada nilai jualnya menjadi berharga atau mempunyai nilai jual dengan menjadikannya minyak atsiri untuk diaplikasikan dalam pembuatan sabun cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut pada proses ekstraksi minyak atsiri dan jenis kulit lemon lokal terhadap rendemen dan karakteristik sabun cair. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu jenis kulit lemon segar atau kering dan konsentrasi pelarut metanol yang digunakan yaitu 100%, 85%, dan 70%, kemudian dilakukan dua ulangan setiap perlakuan. Adapun pengujian yang dilakukan adalah jumlah rendemen pada minyak atsiri, uji pH sabun cair, uji stabilitas busa, dan uji organoleptik hedonik yang meliputi aroma sabun cair, warna sabun cair, kejernihan sabun cair, dan viskositas sabun cair. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan interaksi antara jenis bahan dan konsentasi pelarut metanol tidak berpengaruh nyata (signifikan) pada taraf 5% dan 1% terhadap seluruh pengujian. Perbedaan jenis bahan memberikan pengaruh sangat nyata (signifikan) pada 1% terhadap rendemen minyak dan nyata 5% pada pH sabun cair,serta perbedaan konsentrasi pelarut metanol yang berpengaruh nyata (signifikan) pada 1% terhadap rendemen dan kejernihan, serta pada nyata 5% pada pH dan aroma sabun cair. Perlakuan terbaik didapatkan oleh B1C3 dengan karakteristik rendemen 283.35%; pH 9.82; tinggi busa 69.2%; aroma 1.54; warna 1.76; kejernihan 1.92; dan viskositas 1.67.
This study aims to determine the level of students’ independent learning based on indicators of independent learning in terms of the process and management of students when they were studying. When students learn independently, it plays an important role in learning success and helping students obtained optimal learning outcomes. This research was used analytic descriptive research methods and survey techniques, used four indicators of independent learning in terms of the process and management of students when they were studying. The results showed that most of the students had independent learning in high to very high categories on the indicators of having initiative and motivation to learning, able to diagnose learning needs, able to determine learning targets and learning goals, and able to monitor, organize, and control learning. The results showed that almost all students had a level of independent learning in the high to the very high category on those three indicators.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.