Sebagai kota berbudaya, Yogyakarta memiliki aneka ragam warisan budaya baik dalam wujud fisik maupun non fisik. Eksistensi kebudayaan secara fisik salah satunya tertuang melalui ragam hias arsitektur bangunan yang mencitrakan wajah kota Yogyakarta dari dulu hingga kini. Beberapa bangunan bersejarah secara otomatis berperan penting untuk membentuk citra tersebut, diantaranya ialah Bioskop Permata. Eksistensi Bioskop Permata sejak tahun 2010 mulai tenggelam seiring tidak adanya lagi aktivitas ekonomi dan tata kelola yang menghidupi. Dampak yang kemudian muncul adalah degradasi kualitas visual di kota Yogyakarta bersamaan dengan meredupnya bangunan-bangunan bersejarah yang seharusnya dapat berperan sebagai sebuah penanda (landmark). Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejarah, fakta dan urgensi eksistensi bangunan bersejarah serta bentuk adaptasi yang ideal di era kontemporer sebagai hasilnya. Melalui proses pengumpulan data, fakta dan dokumentasi sejarah yang lengkap, diharapkan tulisan ini dapat menjadi referensi pada proses pelestarian budaya kita khususnya di bidang arsitektur.