Teknologi rapid prototyping (RP), terutama pencetakan tiga dimensi (3D Printing), telah berhasil digunakan di banyak aspek. Teknologi FDM membangun komponen lapis demi lapis dari bawah ke atas oleh filamen termoplastik, pemanasan dan ekstrusi. Mesin 3D Printing dikendalikan secara computerize, jadi jalannya nozzel 3D Printing ini akan diatur oleh komputer dan akan menghasilkan arah gerakan yang berbeda. Arah gerakan nozzel bisa jadi searah sumbu x, y ataupun melintang (internal geometri). Perbedaan arah tersebut belum diketahui perbedaan kekuatan tarik (tensile strength) hasil cetakan. Hasil 3D Printing tersebut perlu diuji dengan metode tensile test untuk mengetahui perbedaan perbedaan kekuatan tarik (tensile strength) hasil cetakan 3D Printing FDM berbahan ABS berdasarkan arah gerakan nozzel baik searah sumbu x (0 O), sumbu y (90 O) dan melintang (45 O). Arah cetakan nozzel pada mesin 3D Printing jenis FDM mempengaruhi kekuatan tarik produk yang dihasilkan. Kekuatan tarik terbesar didapatkan pada produk dengan arah nozzel sudut 0 O sebesar 38.505 MPa, sedangkan terkecil pada produk dengan arah nozzel sudut 90 O sebesar 33.169 MPa. Tetapi persentase penambahan panjang ke tiga produk (elongation percentage) pada titik kekuatan maksimal (peak) yaitu sama, sebesar sekitar 27 %. Produk 3D Printing jenis FDM dengan arah cetakan nozzel dengan pengaturan internal infill angle offset dan external infill angle offset diatur pada sudut 0 O dapat menghasilkan kekuatan tarik (tensile strength) terbesar.