Abstract. Work stress is one of the health problems that can occur in workers and cause other physical health problems. One of them causes complaints in the teeth and mouth area, since stress can increase the flow of salivary cortisol which will cause an imbalance of microbes that can increase susceptibility to infection. The aim of this study was to determine the association between work stress levels and dental and oral complaints among male academic staff at the Bandung Islamic University. This study used an observational analytic method with a cross-sectional design using a job stress diagnosis survey questionnaire based on the Minister Regulation of Employement No.5 2018 and related patient data forms. The study sample included 60 people collected by purposive sampling. Data collection was carried out in the period March–August 2021 using a google form. The results showed that 39 respondents(65%) experienced moderate work stress and 52 respondents(87%) had complaints of the teeth and mouth area. Continuity Correction bivariate analysis showed that there was no significant association between work stress levels and dental and oral complaints in male academic staff at the Bandung Islamic University with a value of P=0.893(P> 0.05). Insignificant results in this study can be caused by factors that cause dental and oral complaints not only from psychological stress, it can be caused by differences in age, oral hygiene, frequency of visits to the dentist, diet, socioeconomic status, habitual behavior, body mass index, and sleep duration that were not examined in this study.
Abstrak. Stres kerja merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi pada pekerja dan menyebabkan terjadinya masalah kesehatan fisik lainnya. Salah satunya menyebabkan keluhan di daerah gigi dan mulut karena stres mengakibatkan peningkatan aliran kortisol saliva yang menyebabkan ketidakseimbangan mikroba yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres kerja dengan keluhan daerah gigi dan mulut pada tenaga kependidikan laki-laki Universitas Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross-sectional menggunakan kuesioner survei diagnosis stres kerja berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.5 Tahun 2018 dan Formulir data isian pasien terkait. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 60 orang yang diambil dengan cara pengambilan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada periode Maret – Agustus 2021 menggunakan google form oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 39 responden(65%) mengalami stres kerja sedang dan sebanyak 52 responden(87%) memiliki keluhan daerah gigi dan mulut. Hasil analisa bivariat Continuity Correction menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara tingkat stres kerja dengan keluhan daerah gigi dan mulut pada tenaga kependidikan laki-laki Universitas Islam Bandung dengan nilai P=0,893(P>0,05). Hasil tidak signifikan pada penelitian ini dapat disebabkan karena faktor penyebab keluhan gigi dan mulut tidak hanya dari stres psikologis, bisa disebabkan dari perbedaan usia, kebersihan rongga mulut, frekuensi kunjungan ke dokter gigi, diet atau jenis makanan yang dikonsumsi, status sosial ekonomi, perilaku kebiasaan, indeks massa tubuh, dan durasi tidur yang tidak diteliti pada penelitian ini.