@Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB 83 PERKEMBANGAN EMBRIO DAN PENYERAPAN NUTRISI ENDOGEN PADA LARVA DARI PEMIJAHAN SECARA ALAMI INDUK HASIL BUDIDAYA IKAN BAWAL LAUT, Trachinotus blocii, Lac.ABSTRACT Silver pompano is a prospective high value commodity to be developed in mariculture. The aims of this research were to understand the development of embryo and absorption pattern of endogenous nutrient at the time of changing from using endogenous to exogenous nutrient. This research was conducted in Institute for Mariculture Research and Development, Gondol, Singaraja, Bali using fertilized eggs which were stocked in concrete tanks 3 m 3 , filled with 2 m 3 of seawater, in a density of 25 eggs/l. Temperature at the time of hatching was 28-30 o C. The observation of embryo development and its morphology was performed after hatching by collecting larvae as many as 10. Parameters measured were total length of larvae (TL), yolk sac volume (VK), oil globule volume (VM) and larvae development. The results showed that embryo of silver pompano had a normal development, consisted of several phases i.e., fertilized egg, cell division, neurola, gastrula, complete embryo and hatching as larvae. Newly hatched larvae had endogenous nutrient as yolk sac and oil globule with volume of 2.27.10 -1 mm 3 ± 0.06 and 5.57.10 -1 mm 3 ± 0.02, respectively. Yolk sac was completely absorbed after 35:30 to 46:30 hours and oil globule after 52:30 to 64:30 hours. Initial feeding was given when yolk sac was completely absorbed but before oil globule was completely absorbed. The average total length of larvae was 2.40 ± 0.10 mm.
ABSTRAKIkan bawal laut merupakan komoditas yang dapat dikembangkan dalam usaha budidaya dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan embrio dan pola penyerapan kuning telur pada saat terjadinya masa pergantian sumber energi/nutrisi dari nutrisi endogen ke nutrisi eksogen sehingga masa kritis pada larva ikan bawal laut dapat terlaui. Penelitian dilakukan di BBPPBL Gondol Singaraja Bali dengan menggunakan telur yang terbuahi dan dipelihara dalam wadah bak beton volume 3 m³, diisi air laut sebanyak 2 m³ dengan kepadatan 25 butir/L. Suhu pada saat penetasan sekitar 28-30°C. Pengamatan terhadap perkembangan embrio dan morfologi dilakukan setelah telur menetas dengan mengambil larva sebanyak 10 ekor. Parameter yang diukur adalah panjang total larva (TL), volume kuning telur (VK), volume butir minyak (VM) serta perkembangan larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa embrio pada ikan bawal berkembang dengan normal melalui beberapa fase, yaitu mulai dari telur yang dibuahi, pembelahan sel, neorula, gastrula dan embrio lengkap, kemudian menetas menjadi larva. Larva ikan bawal laut yang baru menetas mempunyai cadangan nutrisi endogen berupa kuning telur dan butir minyak dengan volume 2,27.10 -1 mm 3 ± 0,06 dan 5,57.10 -3 mm 3 ± 0,02. Kuning telur habis terserap sekitar 35:30 -46:30 jam dan butir minyak sekitar 52:30-64:30 jam. Pem...