Pemberdayaan kelompok tani ternak sapi Pasundan melalui aplikasi teknologi reproduksi telah dilakukan di desa Situmandala, Rancah, Ciamis. Metode pendekatan dilakukan 2 (dua) tahap. Tahap pertama digunakan metode instruksional untuk memberikan informasi materi penyuluhan dan peragaan. Tahap kedua digunakan metode percontohan untuk mengaplikasikan paket teknologi reproduksi pada 18 ekor sapi Pasundan. Seluruh ternak sapi disinkronisasi berahi dengan disuntik 5 mg i.m. prostaglandin per ekor sebanyak 2 (dua) kali dengan selang 11 hari, kemudian pada hari ke-9 setelah penyuntikan PGF2α yang pertama, sapi percobaan dibagi kedalam 2 (dua) kelompok. Kelompok I sebanyak 12 ekor sapi diberi perlakuan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) dosis 1,25-2,5 ml/bobot badan secara i.m. Kelompok II digunakan 6 ekor sapi diinjeksi NaCl Fisiologis 1,25-2,5 ml/bobot badan secara i.m. sebagai kontrol. Ternak sapi berahi diinseminasi buatan 2 kali dengan selang 6 jam. Peubah yang diamati meliputi persentase berahi dan kebuntingan secara palpasi rektal. Disimpulkan bahwa animo peternak dalam mengadopsi teknologi reproduksi sangat tinggi, terbukti 92 % peternak telah mengetahui tanda-tanda berahi sapi Pasundan. Rataan persentase berahi sapi Pasundan yang diberi prostaglandin F 2 α mencapai 62,5 % dengan laju kebuntingan meningkat 147,49% pada kelompok sapi yang diberi GnRH (83,33%) dibandingkan kontrol (33,67%).