Sebagian penduduk Desa Sambirembe, Kec. Kalijambe bekerja sebagai petani, pengusaha pengolahan kayu dan pekerja pengolahan kayu. Desa ini memiliki sekitar 154 pengrajin kayu yang membuat perabot rumah tangga seperti almari, kursi, meja dan lain-lain. Semua pengrajin kayu dalam pembuatannya masih menggunakan alat-alat yang sederhana. Di sisi lain, Dusun Wonosari, Desa Sambirembe, juga memiliki 25 unit usaha pengolahan kayu yang tersebar dari RT 05 yang merupakan milik perorangan. Pengolahan kayu tersebut akan menghasilkan limbah sisa berupa serbuk gergaji dari penggergajian kayu. Perkiraan jumlah rata-rata limbah serbuk gergaji adalah 2 kubik per hari. Hal ini menimbulkan masalah lingkungan dan kurangnya tempat penampungan serbuk gergaji jika pengolahan kayu menghasilkan produksi yang terus menerus. Khalayak sasaran adalah pengrajin kayu RT 05, Dusun Wonosari, Desa Sambirembe. Jumlah sasaran yang bergabung adalah 20 orang. Kegiatan ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode pelatihan dan metode praktek. Metode pelatihan dilakukan dengan memberikan materi teori tentang tata cara pembuatan briket serbuk gergaji, pelatihan branding, pelatihan pembuatan logo, pelatihan pembuatan kemasan dan pelatihan digital marketing. Metode praktik dilakukan dengan praktik langsung pembuatan briket serbuk gergaji. Selama acara penyuluhan dan pelatihan berlangsung, para peserta cukup antusias dalam mengikuti materi yang disampaikan oleh para pemateri dari tim PKM Universitas Proklamasi 45. Demikian juga dalam kegiatan praktek, partisipasi peserta sangat dominan, sehingga dapat diprediksi tingkat penyerapan materi sangat baik. Target luaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya kelompok percontohan briket cetak serbuk gergaji kayu sebagai awal pengembangan usaha secara komersial, menghasilkan produk briket cetak yang lebih murah dibandingkan dengan kayu bakar, dan menghasilkan buku panduan teknis pembuatan briket cetak dari serbuk gergaji kayu sehingga diharapkan dapat mewujudkan kemandirian dan peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan keluarga.
Some residents of Sambirembe Village, District. Kalijambe works as a farmer, wood processing business and wood processing worker. This village has about 154 wood craftsmen who make home furnishings such as cupboards, chairs, tables and others. All wood craftsmen in making the kingdom still use simple tools. On the other hand, Wonosari Hamlet, Sambirembe Village, also has 25 wood processing business units spread from RT 05 which are individually owned. The wood processing will produce residual waste in the form of sawdust from sawmills. The estimated average amount of sawdust waste is 2 cubic per day. This creates environmental problems and lack of sawdust storage if wood processing produces continuous production. The target audience is wood craftsmen RT 05, Wonosari Hamlet, Sambirembe Village. The number of targets joined is 20 people. This activity is carried out by two methods, namely training methods and practical methods. The training method is carried out by providing theoretical material on the procedures for making sawdust briquettes, branding training, logo making training, packaging making training and digital marketing training. The practical method is carried out by direct practice of making sawdust briquettes. During the counseling and training event, the participants were quite enthusiastic in following the material presented by the presenters from the PKM team of the Proklamasi University 45. Likewise in practical activities, the participation of the participants was very dominant, so it could be predicted that the absorption rate of the material was very good. The output target is the formation of pilot groups of wood sawdust molded briquettes as the beginning of commercial business development, producing printed briquette products cheaper than firewood, and producing a technical manual for making molded briquettes from sawdust so that it is expected to be able to realize independence and improve welfare through increased family income.