Pengembangan Infrastruktur Pembelajaran Daring Menggunakan Antena Unidirectional

Abstract

Situation during COVID19 pandemic, requires all schools to conduct online learning. This condition is done to prevent the spread of pandemic. The problem is that the infrastructure is not fully supported. Learning in marginal areas is still constrained by the difficulty of the signal or internet connection. This research was conducted to obtain an infrastructure design that can be used in areas with minimal internet connection, or even no internet network connection. Using R&D, the research begins by designing a network device on the school side – Acces Point, also a tool to expand coverage - repeater. Furthermore, design and testing of signal amplifier antennas that can be used on the client side is carried out. For the client side, several types of amplifier antennas are made that can be used to receive Wifi frequencies. There are three types of antennas that are made and tested, namely Yagi, Yagi Cross, and cantennas. Both are Unidirectional antenna. Connection quality is measured with a Wifi analyzer device to determine network quality. As for mobile phones, it is measured using the Wifi Master Key. The result obtained is a WELAN infrastructure design which is equipped with unidirectional antenna design with a total range of 8 Km.

Workshop Membuat Dan Menggungah Video Pembelajaran Secara Online Bagi Para Guru SMP Negeri 30 Palembang

“…Dalam proses pembelajaran inilah, guru/pengajar sering kali mengalami dalam mencari dan mempelajari media untuk dapat berbagi video mengajar yang telah dibuat kepada siswa (Ahmad, 2020;Rahayu, 2021). Belum lagi keterbatasan kapasitas memori dan bandwidth yang mengakibatkan kesulitan bagi guru untuk dapat langsung berbagi video yang telah dibuat sebagai media belajar siswa di rumah (Ahmad, 2020;Roni Hamdani and Priatna, 2020;Akbar, Chaerul Anwar and Johannes Hamonangan Siregar, 2021). Media pengunggah video yang telah dibuat misalnya Youtube menjadi salah satu pilihan saat ini karena sudah sebagian pengguna di Indonesia telah mengenal channel tersebut.…”

“…Sering kali materi yang telah dibuat dengan kemampuan terbatas dalam bentuk video terpaksa tertunda pengiriman dikarenakan keterbatasan dalam ruang berbagi video tersebut (Nurchaerani, Haryati and Nursyamsi, 2021). Lalu ditambah dengan keterbatasan kapasitas memori dan bandwidth mengakibatkan materi pembelajaran terlambat diterima oleh siswa atau termaksa menggunakan metode lama yaitu datang ke sekolah mengambil materi untuk dipelajari di rumah (Roni Hamdani and Priatna, 2020;Akbar, Chaerul Anwar and Johannes Hamonangan Siregar, 2021;Sati, Setiana and Amelia, 2021). Melalui permasalah inilah, tim pengabdian masyarakat termotivasi untuk memberikan pemahaman dalam membuat dan mengunggah video pembelajaran pada media online youtube channel.…”