Desa Sidamukti, merupakan salah satu desa di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Mayoritas penduduk bekerja sebagai Petani (33%) dan Nelayan (31%). Masalah utama yang dihadapi nelayan adalah banjir rob dan kemiskinan turun-temurun. Hal itu terjadi karena dalam setahun mereka hanya bisa melaut selama empat sampai enam bulan akibat angin barat dan gelombang yang tingginya mencapai hingga sepuluh meter. Saat musim angin topan mereka tidak memiliki mata pencaharian dan membiayai hidupnya dari pinjaman kepada tengkulak dengan bunga yang tinggi. Akibat utang ini, hasil tangkapan ikan harus dijual kepada tengkulak dengan harga murah. Hal ini menyebabkan pendapatan nelayan menjadi rendah, ditambah dengan kenaikan harga solar. Tim pengabdian mencoba memberikan solusi melalui penyuluhan tentang akses dan sumber permodalan selain tengkulak, serta pendampingan dalam pengelolaan lingkungan dengan membangun kafe kontainer yaitu “Cafe Desa Nelayan”. Hasil kegiatan ini berdampak pada peningkatan taraf hidup nelayan. Selain menambah pemahaman akan sumber modal yang lebih aman, mereka memiliki mata pencaharian lain ketika tidak bisa melaut. Hasil tangkapan bisa dijual dengan harga lebih tinggi dari harga tengkulak.
Sidamukti Village, is one of the villages in Sukaresmi District, Pandeglang Regency, Banten Province. The majority of the population work as Farmers (33%) and Fishermen (31%). The main problems faced by fishermen are tidal flooding and hereditary poverty. This happens because in a year they can only go to sea for four to six months due to westerly winds and waves that reach up to ten meters in height. During the hurricane season they did not have a livelihood and financed their lives from loans to middlemen with high interest rates. As a result of this debt, fish catches must be sold to middlemen at low prices. This causes fishermen's income to be low, coupled with the increase in diesel prices. The community service team tried to provide a solution through counselling about access and sources of capital other than middlemen, and assisting in environmental management by building a container cafe namely "Cafe Desa Nelayan". These activities have an impact on improving the living standards of fishermen. In addition to increasing understanding of safer sources of capital, they have other livelihoods when unable to go to sea. The catch can be sold at a higher price than the price of middlemen.