2016
DOI: 10.21082/fae.v24n2.2006.77-91
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Melalui Penerapan Iuran Irigasi Berbasis Nilai Ekonomi Air Irigasi

Abstract: Demand for irrigation water will increase in line with toting up cultivation area of rice required in the future. On the other hand, water quantity should be allocated to fulfil water demand of non-agricultural sectors which are also steadily increased. It implies that water available for irrigation will be scarcer, and therefore, utilization of irrigation water resource should be carried out in a more efficient way. It might be feasible to apply economic value of the irrigation water as a basis of water prici… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
10
0
6

Year Published

2016
2016
2021
2021

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 11 publications
(16 citation statements)
references
References 13 publications
0
10
0
6
Order By: Relevance
“…Upaya peningkatan produksi pangan akan semakin terkendala dengan meningkatnya kelangkaan air irigasi dan degradasi fungsi jaringan irigasi. Sumaryanto (2006) menyatakan bahwa efisiensi penggunaan air irigasi dapat ditempuh melalui perbaikan teknologi pemanfaatan air irigasi, menciptakan insentif ekonomi, dan rekayasa kelembagaan. Irigasi kecil seperti pompa, pengembangannya terkait dengan kualitas sumber daya fisik (tanah dan air) di masing-masing wilayah, namun karena pengusahaan pompa air memerlukan biaya mahal maka petani kecil memerlukan dukungan modal (Friyatno et al 2004) Hasil analisis sensitivitas juga menunjukkan bahwa untuk irigasi pompa di Subang masih layak dengan penurunan harga output sebesar 10% dan kenaikan harga BBM sebesar 20 persen.…”
Section: Viabilitas Finansial Pengembangan Ikbimunclassified
“…Upaya peningkatan produksi pangan akan semakin terkendala dengan meningkatnya kelangkaan air irigasi dan degradasi fungsi jaringan irigasi. Sumaryanto (2006) menyatakan bahwa efisiensi penggunaan air irigasi dapat ditempuh melalui perbaikan teknologi pemanfaatan air irigasi, menciptakan insentif ekonomi, dan rekayasa kelembagaan. Irigasi kecil seperti pompa, pengembangannya terkait dengan kualitas sumber daya fisik (tanah dan air) di masing-masing wilayah, namun karena pengusahaan pompa air memerlukan biaya mahal maka petani kecil memerlukan dukungan modal (Friyatno et al 2004) Hasil analisis sensitivitas juga menunjukkan bahwa untuk irigasi pompa di Subang masih layak dengan penurunan harga output sebesar 10% dan kenaikan harga BBM sebesar 20 persen.…”
Section: Viabilitas Finansial Pengembangan Ikbimunclassified
“…Di lain pihak, meski teknologi pertanian berkembang pesat, penerapannya di tingkat petani berjalan lambat sehingga peningkatan produktivitas padi rata-rata hanya di bawah 1% atau 54 kg/ha/tahun (Agus 2007). Kendala lain adalah penurunan kualitas irigasi akibat degradasi jaringan irigasi (Sumaryanto 2006). Sekitar 60,41% lahan sawah merupakan sawah irigasi (BPS 2013), namun hanya lahan irigasi kelas satu yang sumber airnya terjamin.…”
Section: Pendahuluan Bunclassified
“…Selanjutnya titik layu permanen pada kedalaman 0-10 cm didapat 30,2% untuk sawah konvensional dan 30,8% untuk sawah SRI, sedangkan pada kedalaman 11-20 cm yaitu 26,5% untuk tanah sawah konvensional dan 29,2% untuk sawah SRI. (Rianto, 2006;Allen et al, 1998;Sumaryanto 2006). Pola pemberian air irigasi pada sistem SRI diatur agar lahan macak-macak dan akan diberikan air lagi jika tanah sudah mengalami retak rambut (Ibrahim, 2008).…”
Section: Sifat Fisik Tanahunclassified