masalah penelitian ini. Akibatnya, sekolah memiliki ketuntasan yang rendah dan tidak mencapai persentase minimal KKM yang ditetapkan. Problem Solving mungkin menggunakan teknik saintifik untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Tujuan penelitian Ini bertujuan untuk menentukan apakah pembelajaran masalah saintifik dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan kognitif IPA. Siklus I dan II adalah dua siklus dari penelitian tindakan kelas ini. Penelitian ini melibatkan 15 siswa SDN Kedungmaron 01 Wungu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dan tes. Meskipun metode observasi menggunakan lembut komentar untuk mengamati aktivitas guru dan siswa, metode ujian menggunakan soal, yaitu ujian tertulis yang terdiri dari 20 soal bentuk pilihan ganda. Hasilnya deskriptif kualitatif digunakan untuk mempelajari data tentang kegiatan pengajar dan siswa yang berkaitan dengan pembelajaran menyelesaikan masalah. Analisis deskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan kemampuan kognitif setelah prosedur siklus I dan II untuk data nilai kemampuan kognitif muatan IPA. Hasil studi menunjukkan bahwa pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar umum muatan IPA. Pada kondisi awal, rata-rata siswa 62,40 dan ketuntasan 40%; pada Siklus I, ketika pembelajaran Problem Solving digunakan, persentase ketuntasan 50%, Nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71,80 pada Siklus I dan menjadi 87,15 pada Siklus II, dengan persentase ketuntasan 100%.