Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara dua model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian eksperimental ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMPN 3 Binjai pada tahun ajaran 2021/2022. Dalam penelitian ini, sampel penelitian dipilih dengan menggunakan purposive sampling, di mana kelas VIII-1 dan kelas VIII-3 menjadi sampel. Tes esai digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, dengan tiga pertanyaan sebagai indikator kemampuan matematis peserta didik. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Talk Write memiliki kinerja dan kemajuan yang lebih baik dalam kemampuan komunikasi matematis dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model Think Pair Share. Dalam hal ini, nilai posttest kelas eksperimen I dan II masing-masing sebesar 28,22 dan 26,81. Analisis statistik menunjukkan bahwa model pembelajaran Think Talk Write lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dibandingkan dengan model Think Pair Share. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi penting bagi pengembangan model pembelajaran matematika di Indonesia, terutama dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini juga memberikan rekomendasi bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran Think Talk Write dalam mengajar matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Namun, penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Pertama, penelitian ini hanya dilakukan pada dua kelas di satu sekolah, sehingga generalisasi hasil penelitian perlu dilakukan dengan hati-hati. Selain itu, dalam penelitian ini hanya digunakan satu instrumen pengukuran, yaitu tes esai, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan instrumen pengukuran yang lebih beragam dan lebih luas cakupannya.