Peningkatan Subjective Well-Being Melalui Penguatan Kebersyukuran Siswa Dalam Interaksi Sosial

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penguatan kebersyukuran melalui intervensi menulis surat syukur terhadap peningkatan subjective well being siswa dalam interaksi sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan desain penelitian eksperimen. Subjek penelitian ini adalah 20 siswa SD, masing-masing adalah 10 siswa untuk kelompok eksperimen dan 10 siswa untuk kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan menulis surat syukur. Pengumpulan data menggunakan skala Satisfaction with Life Scale (SWLS) dan Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) untuk mengukur subjective well-being, sementara Gratitude, Resentment Appréciation Test-Short Form (GRAT-Short Form) digunakan untuk mengukur kebersyukuran siswa. Teknik analisis data menggunakan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan penguatan kebersyukuran melalui intervensi menulis surat syukur memberikan bukti dapat meningkatkan subjective well-being siswa khususnya dalam dua komponen utama subjective well-being (kepuasan hidup dan afek positif). Siswa yang mendapatkan intervensi menulis surat syukur menunjukkan perbedaan yang signifikan pada tingkat subjective well-being daripada siswa yang tidak menulis surat syukur.

Hubungan Antara Kebersyukuran Dan Regulasi Emosi Dengan Subjective Well-Being Siswa SMPN 1 Prambon

“…Rasa Syukur memunculkan emosi postif, kognitif positif dan memori positif pada seseorang sehingga muncul tindakan mengevaluasi kehidupan (Lubis, 2019). Penelitian lain menunjukkan bahwa bersyukur dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik dan fisiologis (Sabani & Daliman, 2021). Kebersyukuran memiliki hubungan dengan kesejahteraan hidup seseorang dimana orang yang mampu bersyukur akan menghadapi tantangan atau masalah dengan baik.…”

“…Pada subjective wellbeing menggunakan skala Satisfaction with Life Scale (SWLS) untuk mengukur kepuasan hidup dan Positive Affect and Negative Affect (PANAS) untuk mengukur afektif. Skala SWLS ini dikembangkan oleh (Ed Diener, 2006) yang diadaptasi oleh (Sabani & Daliman, 2021) ke dalam bahasa Indonesia. SWLS menggunakan 7 poin skala liker.…”

“…SWLS menggunakan 7 poin skala liker. Sedangkan alat ukur PANAS dari (Watson, Clark, & Tellegen, 1988) sebelumnya diadaptasi oleh (Sabani & Daliman, 2021) ke dalam bahasa Indonesia. Pada skala ini menggunakan 5 poin skala likert.…”

“…Kebersyukuran diukur menggunakan GRAT-Short Form dari (Watkins, Khathrane Woddward, Stone, & Kolts, 2003) terdiri 3 dimensi yang sudah diadaptasi sebelumnya oleh (Sabani & Daliman, 2021) ke dalam bahasa Indonesia. Skala ini menggunakan 4 poin skala likert.…”