Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tawang adalah penyumbang transaksi hasil perikanan tangkap terbesar di Kabupaten Kendal dengan prosentase 42,56% dari total produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kendal yaitu 1.894.351 kg, namun kondisi sarana prasarana dan sistem pengelolaan saat ini yang belum memadai menjadikan peran TPI Tawang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal terkait kinerja TPI Tawang dan menyusun strategi pengembangan TPI Tawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah responden 50 orang yang terdiri dari nelayan sebanyak 22 orang, 21 orang bakul, 2 personil pengelola TPI, 1 pelaksana KUD Mina Jaya, 2 personil pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tawang dengan jabatan staf operasional dan kesyahbandaran, serta 2 pengelola UPTD TPI. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal dalam merumuskan strategi pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi di TPI Tawang terjadi pada tahun 2020 sebesar 839.130 kg. Retribusi lelang untuk nelayan dipungut biaya sebesar 3% dan untuk bakul sebesar 2% dengan total sebanyak 5%. Komoditas yang paling banyak dihasilkan di TPI Tawang antara lain Tembang (Sardinella sp.), Tongkol (Euthynnus affinis), Teri (Stolephorus sp.), Kembung (Rastrelliger sp.), dan Peperek (Leiognathus dussumieri). Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal diketahui bahwa sarana prasarana TPI Tawang belum dikelola secara optimal. Berdasarkan analisis SWOT posisi TPI Tawang berada pada kuadran I, dimana pada kuadran tersebut digunakan strategi S-0 sebagai strategi prioritas, yaitu melakukan penguatan dan pengembangan SDM berupa pelatihan, perumusan/internalisasi budaya kerja; pengembangan fasilitas TPI Tawang; pengembangan sentra industri pengolahan ikan yang lebih variatif; dan meningkatkan pelayanan dan menjaga sistem operasional TPI Tawang dengan melakukan survei kepuasan berkala.Title: Strategy of Developing of Tawang Fish Auction (FAP) at Kendal Regency, Central JavaThe Tawang Fish Auction Place (FAP) is the largest contributor to capture fisheries transactions in Kendal Regency with a percentage of 42.56% of the total capture fishery production in Kendal Regency, which is 1,894,351 kg, but the current condition of infrastructure and management systems is not adequate. the role of FAP Tawang has not been optimal. This study aims to analyze internal and external factors related to the performance of FAP Tawang and develop a strategy for developing FAP Tawang. The method used in this research is descriptive method. Sampling used purposive sampling method with 50 respondents consisting of 22 fishermen, 21 wholesellers, 2 FAP management personnel, 1 Mina Jaya KUD implementer, 2 Tawang Coastal Fishery Port (CFP) management personnel with operational and harbor staff positions. , as well as 2 managers of UPTD FAP. The data analysis method used is SWOT analysis to evaluate internal and external factors in formulating development strategies. The results showed that the highest production at FAP Tawang occurred in 2020 at 839,130 kg. The auction fee for fishermen is charged at 3% and for wholesellers it is 2% for a total of 5%. The most abundant commodities produced at FAP Tawang include Tembang (Sardinella sp.), Cob (Euthynnus affinis), Anchovy (Stolephorus sp.), Bloat (Rastrelliger sp.), and Peperek (Leiognathus dussumieri). Based on the analysis of internal and external factors, it is known that the infrastructure of FAP Tawang has not been managed optimally. Based on the SWOT analysis, the position of FAP Tawang is in quadrant I, where the S-0 strategy is used as a priority strategy, namely strengthening and developing human resources in the form of training, formulation/internalization of work culture; development of Tawang FAP facilities; development of more varied fish processing industrial centers; and improve services and maintain the operational system of FAP Tawang by conducting periodic satisfaction surveys.