Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai Fasilitator dalam Penggunaan Metode Belajar Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi) (Kasus di Gapoktan Madani, Desa Sampalan Klod, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali)

Abstract

The Role of Agricultural Field Extensionist (PPL) as a Facilitatorin Using Adult Learning Method (Andragogy), (Case in Gapoktan Madani,Sampalan Klod Village, Dawan Sub-district, Klungkung Regency,Bali Province)
 Agricultural extension acts as an agent for the change of farmers, which is byencouraging farmers to change their perceptions and behaviors to become farmerswith better ability and able to make their own decisions, which in turn will gain abetter life.The importance of the extensionist role and the importance of aninnovation conveyed by him, the extension agent should be able to become afacilitator who can foster and improve the ability of farmers in an effort to changelives for the better. This study aims to identify the role of the extension facilitators inusing adult education methods (andragogy). This research was conducted in acombination of farmer group (Gapoktan) Madani, Sampalan Klod Village, DawanSub-district, Klungkung Regency, Bali Province. The location of this study waschosen purposively or deliberately based on several considerations. The respondentcollected using census method in accordance with the number of active members ofthe farmer group as many as 60 people. This research uses the descriptive qualitativeanalysis method, which aims to give description and explanation about variablesstudied. Based on the results of the research, it is known that the role of agriculturalfield extension as a facilitator in the use of adult education learning method(andragogy) is included in the good category with the achievement score of 4.11.This means that the extension officer in Gapoktan Madani has been able to performhis role well as a facilitator in the use of adult education learning method(andragogy).

Pengaruh Peran Penyuluh terhadap Pengetahuan Petani Kopi tentang SOP Budidaya Kopi Organik

“…Penyuluh memberikan fasilitas bagi petani berupa informasi terkait Kartu tani, bantuan, sarana prasarana ataupun teknologi. Sebagai fasilitator, penyuluh berperan menyediakan infrastruktur penunjang kegiatan, peningkatan motivasi belajar, dan keahlian (Wibowo, Sutjipta, & Windia, 2018). Penyuluh memfasilitasi petani dalam melakukan pembelajaran, mengakses permodalan, dan memfasilitasi petani dalam mengakses pasar.…”

“…Hal tersebut terjadi karena fasilitator tidak berperan secara maksimal. Tugas penyuluh sebagai fasilitator adalah untuk untuk menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang pertanian untuk mendorong usaha tani yang dilakukan petani (Wibowo, Sutjipta, & Windia, 2018). Meskipun demikian, dalam memfasilitasi petani untuk mendapatkan sertifikasi organik, tidak semua petani dapat mengakses sertifikat oranik, dikarenanakan mahalnya biaya sertifikasi organik, sehingga petani harus mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkannya.…”

Pengaruh Keberhasilan Penyuluhan Pertanian Dengan Menggunakan Alat Peraga (Study Kasus di Desa Sumengko Kecamatan Duduk Sampeyan Kabupaten Gresik)

“…Ketersediaan pangan ditingkat keluarga masyarakat dan lingkungan (Eza Safitri et al, 2020) Mengingat penyuluhan dalam mendidik masyarakat yang tingkat pendidikannya, kebiasaan serta lain-lain relatif masih rendah, maka upaya untuk menumbuhkan partisipasi ini harus dilakukan melalui proses belajar mengajar masyarakat secara wajar dan versuasif dengan peran pemerintah (aparatur) sebagai fasilitator dalam memberikan simulasi dan motivasi kepada masyarakat. Secara optimal melalui penyiapan komunikator yang handal, ini pesan materi yang tepat, media dan metode yang cocok, saluran yang efektif serta analisis kondisi sasaran yang akurat (Wibowo et al, 2018).…”

Pelatihan Kader Posyandu dalam Pembuatan Biskuit Kaya Protein Ikan di Desa Cileles, Jatinangor, Sumedang

“…Menurut hasil penelitian Wibowo et al (2018), pembelajaran dengan cara demo memberikan hasil yang baik dengan skor 3,82 dalam penyampaian pesan kepada khalayak sasaran. Oleh karena itu, dalam kegiatankegiatan pelatihan yang dilakukan, demo selalu menjadi teknik prioritas agar pesan yang ingin disampaikan tercapai.…”