2010
DOI: 10.21098/bemp.v13i1.251
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perdagangan Bebas Regional Dan Daya Saing Ekspor: Kasus Indonesia

Abstract: Indonesia has involved in quite many regional trade agreements, since more than a decade ago. Theoritically, Free Trade Agreements (FTAs) are very beneficial to the countries, as resources are more efficiently allocated due to production specialization. However, presence of asymmetric information, market inefficiency, and economic distortion in the real world have led to a deviation of FTAs benefits from its theoritical framework. This paper studies whether Indonesian export competitiveness is improving after … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
3
0
7

Year Published

2016
2016
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
7
Order By: Relevance
“…Metode RCA dinamis diperkenalkan oleh Edwards dan Schoer ( 2001) pada penelitiannya di Afrika Selatan untuk melihat struktur dan daya saing dari perdagangan. Metode RCA dinamis memiliki keuntungan, diantaranya mampu mendekripsikan RCA dengan tepat dan dapat menentukan kedudukan produk dalam negara-negara tujuan ekspor (Widyasanti, 2010). RCA dinamis secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut;…”
Section: Metode Penelitianunclassified
“…Metode RCA dinamis diperkenalkan oleh Edwards dan Schoer ( 2001) pada penelitiannya di Afrika Selatan untuk melihat struktur dan daya saing dari perdagangan. Metode RCA dinamis memiliki keuntungan, diantaranya mampu mendekripsikan RCA dengan tepat dan dapat menentukan kedudukan produk dalam negara-negara tujuan ekspor (Widyasanti, 2010). RCA dinamis secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut;…”
Section: Metode Penelitianunclassified
“…Peningkatan importasi ini mengakibatkan adanya persaingan produk impor dan produk dalam negeri, sehingga diperlukan daya saing produk dalam negeri untuk dapat menguasai pasar (Kementerian Perdagangan, 2011). Teori FTA diterima karena keuntungan yang diperoleh negara-negara yang terlibat dari perdagangan ini (Widyasanti, 2010). Perjanjian ini melibatkan dua negara atau lebih dengan tujuan liberalisasi perdagangan barang dan jasa serta akses ke investasi antar negara dengan menghilangkan beberapa macam hambatan perdagangan, seperti menghilangkan sebagian besar (tidak semua) tarif dan menghapus kuota pada barang-barang yang dapat diekspor atau diimpor (Kementerian Perdagangan, 2015).…”
Section: 3unclassified
“…Manfaat ekonomi yang ditimbulkan oleh FTA yaitu meningkatnya akses pasar dan surplus ekonomi secara keseluruhan, terpenuhinya bahan baku, bahan penolong, barang modal, peningkatan investasi yang akan mempengaruhi struktur industri, mendorong adanya peningkatan kapasitas untuk peningkatan daya saing industri domestik, dan peningkatan daya beli masyarakat (Widyasanti, 2010). Gambar di bawah ini menggambarkan bahwa FTA telah menurunkan jumlah rata-rata tarif di dunia dari di atas 8% pada tahun 2010 menjadi 4% pada tahun 2014.…”
Section: 3unclassified
“…Definisi market share menurut Kotler (2012) adalah proporsi atau persentase dari hasil penjualan dari suatu perusahaan (produk tertentu) terhadap seluruh penjualan yang terjadi di suatu pasar tertentu. Menurut Widyaningtyas & Widodo (2016) pangsa pasar merupakan besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan atau produsen yang biasanya dinyatakan dengan persentase. Market share produk kayu suatu negara di ASEAN dijelaskan sebagai bagian pasar (untuk produk kayu) yang dikuasai oleh suatu negara di wilayah negara ASEAN, dirumuskan Widyaningtyas & Widodo (2016) sebagai berikut:…”
Section: Metode Penelitianunclassified