Perencanaan Pengelolaan Sampah Di Objek Wisata Pulau Lemukutan Kabupaten Bengkayang

Abstract

Pulau Lemukutan merupakan salah satu sektor wisata alam yang banyak dikunjungi di Kabupaten Bengkayang. Permasalahan yang muncul akibat adanya sektor pariwisata adalah meningkatnya timbulan sampah. Ada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) tetapi tidak beroperasi dengan baik. Masalah sampah tentu akan menurunkan citra Pulau Lemukutan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perhitungan timbulan sampah dan komposisi sampah untuk merencanakan pengelolaan sampah. Total timbulan sampah dari sumber perumahan dan penginapan adalah 1792 l/hari dan 20740 l/hari dengan komposisi sampah pemukiman sebesar 49,6% organik dan 50,4% anorganik, kemudian untuk komposisi sampah di penginapan adalah 44,6% organik dan 55,4% anorganik. Pengelolaan yang direncanakan berupa teknik operasional yaitu 31 kontainer sampah, kemudian pengumpulan secara komunal, pengangkutan dengan 2 unit gerobak motor, dan pengolahan dengan cara pengomposan dengan metode open window untuk sampah organik dan daur ulang plastik menjadi biji plastik untuk sampah anorganik. Pengolahan direncanakan dilakukan di TPST dengan kebutuhan lahan seluas 47,5 m² yang terdiri dari 3 gedung dan membutuhkan 4 karyawan untuk kegiatan operasional.

Analysis of Mesoplastic Waste Composition in Tourism Area, Muara Badak District, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan

“…Apart from the large number of visitors, Panrita Lopi Beach also has a rubbish dump, but the rubbish disposal capacity is still small so tourist rubbish disposal is not yet sufficient. According to Wahyudi et al, (2023), waste collection sites also influence the amount of rubbish strewn on the coast due to the absence of waste collection sites.…”

“…According to research by Wahyudi et al, (2023) at the monkey forest tourist attraction, waste is divided into organic and non-organic waste so that waste management can be easier, while indirect waste management uses the zero-waste principle, namely management that produces no waste as far as possible. Using this method, it can be disseminated directly to the public as well as on social media and webinars (Herdiansah, 2021).…”