This study focused on phenomenon behavior of compulsive buying. The study examined how Self-Acceptance Importance, Affiliation Importance, and Community Feeling Importance influenced on Compulsive Buying. Population in this research was students in Kota Semarang, and 104 students become samples. To answer problem that is accurate, researcher applies econometrics Logit model. Result of research indicates that there were negativity influence Self-Acceptance Importance, Affiliation Importance and Community Feeling to Compulsive Buying. Result of this supports all hypothesis and consistent with theory.Keywords: compulsive buying, self-acceptance Importance, affiliation Importance, community feeling Importance, Logit Model PENDAHULUAN Perilaku pembelian yang kompulsif (compulsive buying) dalam literatur pemasaran telah menjadi suatu fenomena yang makin meluas dan terus berkembang. Penelitian-penelitian yang mempelajari fenomena perilaku pembelian yang negatif ini sangatlah penting dalam perkembangan dunia pemasaran, khususnya terhadap ilmu perilaku konsumen. Compulsive buying menjadi masalah yang penting dalam pemasaran dan perilaku konsumen karena perilaku ini dapat menimbulkan pengaruh yang negatif pada individu dan masyarakat (Gwim, et. al., 2005). Dampak yang kemungkinan besar dapat muncul dari compulsive buying meliputi berbagai aspek, misalnya dari sisi finansial adalah tingginya hutang kartu kredit dan rendahnya dana yang bisa ditabung. Sementara dari sisi psikologis muncul rasa gelisah, depresi, frustasi, dan bahkan konflik interpersonal (Roberts, 1998). Compulsive buying didefinisikan sebagai suatu kondisi kronis, dimana seseorang melakukan aktivitas pembelian berulang sebagai akibat dari adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan yang negatif (Faber and O'Guinn, 1989). Bagi sebagian besar orang, membeli sesuatu atau berbelanja merupakan kegiatan yang normal dan rutin dilakukan sehari-hari. Namun untuk mereka yang memiliki kecenderungan sebagai compulsive buyers, ketidakmampuan mengendalikan hasrat untuk membeli sesuatu akan mendorong mereka untuk melakukan apa saja asalkan hasrat tersebut dapat terpenuhi.Dampak positif dari compulsive buying dalam jangka pendek adalah kepuasan yang langsung dapat dirasakan dari aktivitas pembelian tersebut. Compulsive buyers tidak melakukan pembelian sematamata hanya untuk mendapatkan suatu produk tertentu, melainkan lebih kepada hasrat untuk mencapai kepuasan melalui proses pembelian itu sendiri. Dampak jangka panjang compulsive buying adalah kebangkrutan, hutang yang menumpuk,