Etika Kristen diambil dan ditarik dari pendalaman akan firman Tuhan untuk dipergunakan sebagai standar berperilaku dan bertindak baik dalam dunia nyata maupun dalam dunia maya. Tidak dapat dihindari bahwa masyarakat kita memiliki dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia maya. Masyarakat menyukai dunia maya karena mampu mengekspresikan diri secara bebas tanpa aturan yang mengikat. Kebebasan ini menimbulkan berbagai permasalah yang memicu hilangnya nilai kasih sebagai perintah utama Tuhan Yesus Kristus bagi pengikut-Nya. Orang percaya sering bertindak gegabah dengan mengujarkan kebencian, kritik tanpa solusi, dan kadang menghina karena jengkel dengan suatu pernyataan tertentu yang kadang juga dilanjutkan dalam dunia nyata. Hilangnya rasa mengasihi merupakan tantangan bagi orang percaya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan fokus pada kajian literatur untuk menemukan standar mengasihi sebagaimana ditegaskan kembali dalam 1 Yohanes 4:18-21. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa setiap orang percaya memiliki standar mengasihi sesama sekalipun tidak kelihatan dengan hati yang tulus, mengasihi dengan segenap akal budi, mengasihi seperti mengasihi diri sendiri, serta tidak takut dengan perkembangan teknologi, tetapi justru melihat bagaimana perspektif Allah mengasihi sesama sesuai dengan perkembangan masyarakat digital.